Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tak Disiarkan Langsung TV, Begini Lucunya 'Sidang MKD' yang Bikin Kamu Ngakak

'apa yang salah dengan pertemuan Setya Novanto ini?Salahnya di mana?', 'rekaman itu tidak legal', dan 'Anda tidak tahu rekaman ini asli atau palsu?'.

Editor: Edi Sumardi

Video yang diunggah di YouTube itu dibuat oleh Eka Gustiawan dengan teknik speech composing atau penyatuan ucapan menjadi lagu dan hingga kini sudah diputar puluhan ribu kali.

"Buka saja, buka saja, kalau tidak dibuka nanti jadi fitnah," begitu Sudirman Said yang 'bernyanyi' dalam lagu tersebut --merujuk pada rekaman dugaan pelanggaran etika Ketua DPR Setya Novanto.

Dalam video itu, Eka mengutip sejumlah pernyataan anggota MKD yang terkesan membela Setya, seperti: 'apa yang salah dengan pertemuan Setya Novanto ini?Salahnya di mana?', 'rekaman itu tidak legal', dan 'Anda tidak tahu rekaman ini asli atau palsu?'.

[Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Kahar Muzakir saat mendengar keterangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dalam sidang terbuka Mahkamah Kehormatan Dewan di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (2/12/2015). FOTO: KOMPAS.COM/KRISTANTO PURNOMO]

Proses sidang etik dimulai pekan lalu menghadirkan pihak pelapor Menteri ESDM Sudirman Said dan Presiden Direktur Freeport Ma'roef Syamsoeddin.

Rencananya sidang dilanjutkan Senin (7/12/2015) dengan mendengarkan keterangan pihak terlapor, Setya Novanto.

Sementara itu, Setya dalam sejumlah keterangan kepada media tidak pernah mengakui bahwa suara dalam rekaman itu adalah suara dirinya.

[Laporan Menteri ESDM Sudirman Said terhadap Ketua DPR Setya Novanto terkait pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden ke Mahkamah Kehromatan Dewan (MKD).]

Banyak pengguna membagi video itu di jejaring sosial dan menyebutnya sebagai video yang kocak dan kreatif.

Namun Eka dalam unggahan YouTube-nya memperingatkan bahwa video ini hanyalah parodi semata dan "tidak direkomendasikan mengambil kesimpulan apapun dari video ini karena sudah mengalami tahap editing."

'Busuk dan Kotor'

Banyak kritik yang dilontarkan terkait sidang MKD pekan lalu.

Sebuah protes yang dilakukan oleh sejumlah seniman di depan gedung DPR pada Kamis (3/12/2015) kemarin, misalnya, menggambarkan MKD sebagai "Mahkamah Kehormatan Djamban".

Mereka menyusun sejumlah toilet sebagai simbol 'busuk dan kotor.'

Para pengguna media sosial dan sejumlah pengamat juga menganggap bahwa MKD terkesan melindungi Setya Novanto dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan dalam sidang.

Namun anggota MKD Adies Kadir dari Partai Golkar membantah tundingan itu.

Tidak hanya Eka yang merespons sidang MKD dengan parodi.

Pekan lalu, pengguna media sosial ramai menggunakan tagar 'Pertanyaan MKD' untuk mengkritik anggota MKD yang dianggap melontarkan pertanyaan ngawur.(bbc)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved