Kisah Bocah Periang yang Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
Kejadian bermula saat Sintia selesai mandi, Sintia kemudian berniat mengambil sarung yang ada di atas kursi untuk dipakai mengeringkan rambutnya
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Mungkin tak ada yang menyangka, Sintia (14) nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Bocah yang kesehariannya periang ini ditemukan tewas tergantung di lantai dua rumahnya, Jl Sunu IV, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/12/2015) malam.
Kejadian bermula saat Sintia selesai mandi, Sintia kemudian berniat mengambil sarung yang ada di atas kursi untuk dipakai mengeringkan rambutnya. Sialnya, di atas sarung itu ada Tab milik ayahnya yang disimpan.
Tab itu pun kemudian jatuh ke lantai dan menyebabkan layarnya rusak. Ibunya langsung menegur putrinya tersebut karena dianggap kurang berhati-hati. Sintia hanya bisa terdiam lalu bergegas menuju lantai dua rumahnya.
Sintia diduga takut akan dimarahi oleh ayahnya lantaran tak sengaja merusak Tab milik ayahnya yang baru saja diperbaiki sebelumnya.
Malamnya, Ibu Sintia naik untuk menyalakan lampu rumah, dan terkejut mendapati putrinya tewas gantung diri.
Tetangga Sintia, Israfiani seakan tak percaya dengan apa yang dilakukan Sintia. Ia mengaku Sintia adalah sosok yang periang dan selalu ceria.
"Saya kaget dia seperti itu, karena setiap harinya dia selalu main di sini sama temannya. Main sepede atau boneka, dia selalu ceria," kata Israfiani
Senada dengan Israfiani, Ratna (22) tante Sintia juga kaget dengan apa yang dilakukan keponakannya itu. Sintia yang setiap hari bermain di rumah Ratna seakan tak pernah menunjukkan tanda kalau dia akan melakukan aksi nekat itu.
"Saya kaget dengan kejadian ini. Saya tak percaya keponakan kesayangan saya meninggal dengan cara begitu. Kemarin-kemarin dia selalu ceria," ungkap Ratna.
Ratna menambahkan, Sintia memiliki keseharian yang menyenangkan dan mudah bergaul.
"Dia itu anaknya manja, selalu ceria dan mudah akrab dengan siapa saja. Dia juga lebih senang bermain dengan anak-anak yang lebih muda dari umurnya karena senang dengan tingkah laku anak kecil," Kata Ratna.
Namun Ratna mengaku sudah mengikhlaskan keponakan kesayangannya itu, dan berharap keluarganya bisa tabah.
Sintia adalah putri dari Rosmawati dan Amir. Rosmawati bekerja sebagai IRT sedangkan Amir bekerja di bengkel. Sintia memiliki lima orang saudara. Ia merupakan anak ketiga.
Sintia adalh bocah putus sekolah yang menghentikan pendidikannya saat duduk di bangku kelas 5 SD. Ia tak melanjutkan pendidikannya lantaran sering tak masuk sekolah dan tak mampu melanjutnlkannya.
Jenazah Sintia dimakamkan di kampung halaman Ibunya, di Jeneponto Sulawesi Selatan. (*)
