Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jangan Tanya Politik ke Anak Inggris

Penerapan zona bebas alkohol di pusat kota Oxford, adalah cara kecil, detail, namun efektif untuk membangun rasa nyaman dan aman warganya.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
zoom-inlihat foto Jangan Tanya Politik ke Anak Inggris
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Konsep Smart City di Oxford dan Cambridge juga ternyata didesain untuk mencegah gerakan radikalisasi ala teroris ISIS

Laporan Wartawan Tribun Timur, Thamzil Thahir

TRIBUN-TIMUR.COM, CAMBRIDGE- Konsep Smart City di Oxford dan Cambridge juga ternyata didesain untuk mencegah gerakan radikalisasi ala teroris ISIS. Menjadikan sepeda sebagai ikon kota masa depan di Cambridge. Penerapan zona bebas alkohol di pusat kota Oxford, adalah cara kecil, detail, namun efektif untuk membangun rasa nyaman dan aman warganya.

Larangan menegak alkohol di pusat kota Oxford dan beberapa neigbourhood community, semacam swakelola lingkungan level RT/RW, secara bertahap mulai diterapkan di beberapa pusat kota besar lain di UK, seperti Cambridge.

Dua kota ini memang, selalu terdepan dalam menerapkan tatanan kota modern. Selain memang kota pelajar, oleh pemerintah Inggris di Downing Street, London dan pusat kendali Komunitas, pembangunan berkelanjutan dan Lingkungan Uni Eropa, menjadikan dua kota ini sebagai prototype smart city.

Kedua pemerintah kota ini sudah meratifikasi peraturan dan kesepahaman global tentang perlindungan komunitas dan lingkungan kota,Public Spaces Protection Orders (PSPO). Penegakan aturan tentang Anti-social Behaviour, Crime and Policing ini ditekan tahu 2014 lalu, dan akan berlaku penuh 1 Januari 2016 mendatang.

Bukan hanya penerapan kawasan zona bebas alkohol, PSPO secara spesifik memberi jaminan bahwa warga atau komunitas yang ada di zona itu, juga terhindar dari gerakan radikalisasi ideologi.

Nasihat "dont talk to the stragers", kini tidak lagi cukup untuk jadi perisai anak. Ideologi tak hanya ditransfer lewat pembicaraan atau pertemuan dengan orang asing, melainkan kini lebih rentan lewat smartphone.

Dengan pembangunan kota dan perbaikan kualitas hidup berbasis komunitas, jargon "jangan bicara dengan orang asing" kini berganti; "Say something if you see something " Anak, teman, tetangga, atau teman satu bus, yang mencurigai atau mendengar seseorang membicarakan soal politik, bom, paspor, atau ideologi tertentu.

"Di Inggris, itu kota diam. Di Bus, kau hanya bisa bertanya soal cuaca, hasil pertandingan sepak bola, atau harga barang diskon," kelakar Marco Artera, seorang mahaiswa asal Napoli, Italia.

Pemerintah paham betul, anak usia remaja 14 hingga 19 tahun, amat rentan dengan paham yang memungkinkan anak, kemenakan, dan tetangga mereka masuk dalam jaringan teroris.

Untuk penerapan PSPO, khususnya gerakan radikalisasi paham ala ISIS atau Al Qaedah, Oxford City Council, menggandeng polisi khusus Inggris, Thames Valley Police. Situs resmi Oxford City Council, bahkan secara terang-terangan menyebut Waspadai pengungsi Syiria.

"Mereka (para propagandis) tak akan bicara bahwa Syiria itu adalah tempat paling rawan, tapi berbicara bahwa kami adalah korban politik global dan dalam negeri. Kita harus punya kebebasan,"katanya.

Pemerintah UK dan Themes Valley Police juga melansir beberapa tips tentang bagaimana mencurigai atau melihat anak-anak mereka. Misalnya, bertanya tentang passport atau yang terkait dengan surat kelahiran. Mereka bertanya atau memposting gambar, meme, poster soal padangan ekstrimis, atau tentang orientasi politik dan kebijakan mata uang asing.

Tips lain yang diingatkan untuk dilaporkan dan mewaspadai jika anak-anak tiba-tiba mengganti teman, atau bergaul dengan orang yang tak pernah mereka temui sebelumnya, dan banyak merahasiakan hal-hal tentang temannya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved