Pilkada di Sulsel 2015
Aswar Hasan: Tak Ada Kawan Abadi dalam Politik
Yang abadi hanyalah kepentingan.
Penulis: Ilham Arsyam | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham Arsyam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Dalam politik terkenal adagium: Tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang abadi hanyalah kepentingan.
Adagium itu, kini berlaku dalam pilkada yang saat ini berlangsung di 11 kabupaten di Sulsel. Diantara kabupaten yang melangsungkan Pilkada itu, terdapat pasangan yang tadinya adalah lawan politik, kini bersekutu untuk sama-sama menang.
Demikian pula sebaliknya, dimana sebelumnya adalah kawan seiring dalam politik kini menjadi lawan seteru dalam kontestasi pilkada.
Mengapa itu terjadi? Menurut Dosen Komunikasi Politik Unhas Dr Aswar Hasan, pertama, karena jalan mencapai kekuasaan sudah demikian prakmatisnya. Dasar pertimbangan ideologis tidak lagi menjadi syarat dan kriteria utama yang mengikat secara prinsipil, dalam menempuh proses berpolitik.
Kedua, proses politik di lingkungan partai politik sebagai elemen vital dalam pilkada sudah demikian cair tanpa sekat ideologi partai. Perbedaan tajam secara prinsip antara partai satu dengan lainnya sudah tidak jelas.
"Tujuan berpartai telah dikalahkan oleh kepentingan politik sesaat. Akibatnya, proses politik partai untuk kepentingan hak kader dan kematangan partai dalam jangka panjang, tidak lagi menjadi prioritas," katanya.
Menurutnya, subtansi dan idealisasi berpartai serta pentingnya proses pematangan politik partai telah dikalahkan oleh kepentingan prakmatisme dan proses instan untuk sekadar menang.
"Meski pun pada akhirnya kemenangan itu tidak diperuntukkan untuk partai dalam jangka panjang. Perkawanan dan permusuhan dalam berpolitik sudah kabur, karena tidak jelas alat ukur pembedanya (ideologi). Memang, politik mengajarkan bahwa seribu kawan dalam politik masih sedikit dibanding satu musuh," jelasnya. (*)