Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perempuan Rentan Kekerasan dan HIV-AIDS

Terungkap pada Forum Group Discussion (FGD) Kekerasan dan HIV - AIDS yang digelar BPPA

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Perempuan rentan terhadap kekerasan dan HIV-AIDS. Tahun 2011, Komnas Perempuan melansir data korban kekerasan terhadap perempuan mencapai 105.103 orang.

Dalam rilis ke Tribun Timur, pola kekerasan yang dialami perempuan didominasi oleh kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Kekerasan Masa Pacaran (KRP) yang mencapai 96%. Adapun kekerasan seksual di ranah domestik sebanyak 864, dan di ranah komunitas sebanyak 1.781 kasus.

Kekerasan seksual pada perempuan dapat berupa pencabulan, percobaan perkosaan, dan perkosaan.

Fakta itu terungkap pada Forum Group Discussion (FGD) Kekerasan dan HIV - AIDS yang digelar oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPA) Kota Makassar di Hotel Grand Celino, Senin (24/8/2015).

FGD dibuka oleh anggota KP3S, Mahmud BM dan dihadiri guru SMP dan SMA se-kota Makassar dengan menghadirkan pemateri Arlin Adam, dan Kadis Kesehatan Kota Makassar, dr Naisyah Tun Azikin.

Arlin Adam mengatakan dampak kekerasan yang dialami perempuan dapat berwujud kekerasan fisik berupa cedera, luka, dan cacat.

Kekerasan psikis berakibat pada munculnya ketakutan dalam diri korban, perasaan malu, terhina, terasing, dan hilangnya kepercayaan diri. Kekerasan seksual mengakibatkan gangguan fungsi reproduksi, sering keguguran, dan kesulitan menikmati hubungan seksual, serta kekerasan pada perempuan dapat menyebabkan penyakit kronis yang berujung pada kematian secara perlahan-lahan.

Sementara itu, kerentanan perempuan terhadap HIV - AIDS dapat dipandang dari sisi Sosial Budaya yang menempatkan perempuan pada posisi tawar yang rendah implikatif dengan agresivitas seksual dan budaya patriarkhal yang melegitimasi praktik poligami.

Kerentanan ekonomi yang menjadi alasan utama perempuan terlibat dalam dunia prostitusi, dan kerentanan biologis yang terlihat pada anatomi organ reproduksi perempuan yang membuatnya rentan terhadap HIV-AIDS.

"Menyikapi hal itu, dibutuhkan beberapa solusi nyata seperti peraturan yang responsif gender, sosialisasi yang sempurna tentang gender dan HIV - AIDS, budaya patriarki yang less-dominan, agama sebagai benteng utama dalam memberikan penyadaran akan resiko HIV-AIDS, memperkuat hak azasi reproduksi perempuan, dan dilakukan tes darah pra-nikah," kata Arlin.

Dinas Kesehatan Pemkot Makassar menyediakan Tes HIV - AIDS di Puskesmas secara gratis.

"Sudah dibagikan alat tesnya di puskesmas- puskesmas, dan satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang terjangkit HIV-AIDS adalah dengan pemeriksaan darah," beber Kadis Kesehatan Kota Makassar, dr. Naisyah Tun Azikin.

"Pengobatan standar gratis juga kami sediakan bagi penderita," lanjutnya.

HIV (Human Immuno Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acguired Immuno Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar. Hingga kini belum ditemukan obat ataupun vaksin yang dapat menyembuhkan HIV-AIDS. (*)

Tags
AIDS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved