Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar Muhammadiyah ke 47

Nasyiatul Aisyiyah Sayangkan Tak Ada Perempuan Lolos Calon PP Muhammadiyah

Ia menganggap semua bidang garap dakwah Muhammadiyah tetap perlu perspektif perempuan dan anak sehingga PP Muhammadiyah harus ada perempuan

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Mutmainnah
TRIBUN TIMUR/HASAN BASRI
Sidang Tanwir III Aisyiyah berlangsung di Karebosi Condotel Makassar, Sabtu (1/8/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketum PP Nasyiatul Aisyiyah, Norma Sari menyayangkan tak ada satu pun perempuan lolos calon Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Periode 2015-2020.

"Sayangnya dari daftar nama 39 Calon Pimpinan tersebut tidak satupun nama perempuan yang lolos, padahal ada nama-nama kader terbaik Muhammadiyah dari unsur perempuan seperti Ibu Siti Noordjannah Djohantini, Rahmawati Husein, Isnawati Rais, dan Dyah Siti Nuraini," kata Norma dalam rilisnya ke Tribun, Minggu (2/8/2015).

Ia menganggap semua bidang garap dakwah Muhammadiyah tetap perlu perspektif perempuan dan anak sehingga PP Muhammadiyah harus ada perempuan.

"Sejalan dengan tema Muktamar, Gerakan pencerahan merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan," katanya.

Ia mengatakan gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan.

"Kenyataannya ladang dakwah Muhammadiyah di bumi Indonesia maupun belahan dunia lainnya masih diwarnai dengan kualitas hidup perempuan dan anak yang masih sangat perlu ditingkatkan, dengan segala problema yang menjerat mereka," katanya.

Padahal Norma berharap masuknya unsur perempuan dalam kepemimpinan inti di Muhammadiyah sama sekali tidak mengerdilkan arti dari kiprah gerakan sayap perempuan ‘Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.

"Semoga 13 pimpinan yang terpilih nanti tetap mengakomodir beberapa perempuan dalam unsur inti kepemimpinan Muhammadiyah. Sekali lagi bukan memaksakan keberadaan perempuan, tetapi agar Gerakan Berkemajuan semakin dekat dengan cita-cita yang dicapai salah satunya soal perempuan dan anak," ujarnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved