Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CITIZEN REPORTER

Leang-Leang Maros, Menembus Lorong Waktu di Taman Prasejarah

Keindahannya unik dan sulit terlupakan.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
CITIZEN REPORTER
Leang Leang, Maros terletak di dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di daerah Maros Pangkep. Keindahannya unik dan sulit terlupakan. 

Citizen Reporter, Mansergh Kartasoewega, pengunjung melaporkan dari Leang Leang Maros

TRIBUN-TIMUR.COM -Leang Leang, nama tempat yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagi warga Makassar. Meski telah banyak tulisan mengenai tempat ini tetapi selalu saja banyak hal-hal yang menarik untuk ditulis dari tempat ini. Keindahannya unik dan sulit terlupakan.

Salah satu hal yang membuatnya potensial menjadi tempat wisata populer adalah jarak tempuh yang dekat, hanya 1 jam dari makassar dan aksesibilitas yang cukup baik.

Leang Leang terletak di dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di daerah Maros Pangkep. Pegunungan Karst yang sudah berumur ribuan tahun ini diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di China. Meliputi area seluas 43.750 hektar, wilayah ini memiliki 286 goa dengan lebih dari 30 goa prasejarah.

Selain itu juga ditemukan benda laut berupa karang yang menandakan bahwa gua tersebut pernah tenggelam dan dikelilingi oleh lautan. Taman Prasejarah Leang-Leang terletak sekitar 11 km dari di Kabupaten Maros.

Dalam bahasa Makassar leang artinya goa. Serupa dengan kata liang yang artinya lubang. Hal yang menarik dari tempat ini adalah adanya lukisan-lukisan dinding pada goa-goa di Leang-Leang. Dari gambar-gambar pada dinding goa dan alat-alat yang ditemukan, kita bisa tahu seperti apa kehidupan manusia prasejarah.

Salah satu gambar telapak tangan diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari. Ritual itu dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya.

Goa di Leang-Leang ditemukan oleh Mister Van Heekeren dan Miss Heeren Palm. Dua arkeolog Belanda ini menemukan gambar-gambar pada dinding goa (rock painting ) di Goa Pettae dan Petta Kere, dua goa di Leang-leang, pada tahun 1950.

Usia lukisan-lukisan purba di Leang-Leang diperkirakan 5.000 tahun. Beberapa arkeolog bahkan berpendapat bahwa beberapa di antara goa tersebut telah didiami sejak 8.000 - 3.000 SM (Sebelum Masehi).

Ada 2 buah goa utama di taman ini yaitu Goa Pettae dan Goa Petta Kere. Goa Pettae menghadap ke barat. Gambar yang ditemukan pada goa ini adalah lima gambar telapak tangan dan satu gambar babi rusa meloncat dengan anak panah di dadanya.

Selain gambar, ditemukan pula artefak serpih, bilah, serta kulit kerang yang terdeposit pada mulut goa. Untuk mencapai goa ini wisatawan harus menaiki 26 anak tangga.

Goa Petta Kere berada 300 meter di sebelah Gua Pettae. Peninggalan yang ditemukan pada goa ini adalah dua gambar babi rusa, 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah, dan mata panah.

Untuk mencapai goa ini wisatawan harus mendaki 64 anak tangga. Jangan lupa minta bantuan pemandu untuk mengantar ke goa ini

Selain wisata menelusuri goa, wisatawan juga bisa menyejukkan diri di sungai yang melintasi kompleks taman ini, duduk bersantai di gazebo, berfoto dengan latar bebatuan unik dan gugusan pegunungan karst.

atau menambah pengetahuan dengan mengunjungi museum Leang Leang dengan koleksi artefak dan foto-foto Leang Leang dari masa ke masa.

Menarik bukan? Mari kita dukung pariwisata lokal.

Untuk menikmati semua keindahan ini hanya dikenakan biaya Rp 10.000/orang ditambah biaya parkir. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved