Swisscontact Gelar Seminar Manajemen Destinasi di Akpar Makassar
Seminar yang diikuti puluhan dosen dari berbagai program studi di Akpar Makassar ini menghadirkan pembicara dari Purdue University, Amerika Serikat
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Anita Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Akademi Pariwisata (Akpar) Makassar bekerja sama dengan Swisscontact menggelar Seminar Pariwisata Konsep Manajemen Destinasi bertajuk "Destination Management Organization in Indonesia and Worldwide" di Gedung Rektorat Akpar Makassar, Kamis (2/7/2015).
Seminar yang diikuti puluhan dosen dari berbagai program studi di Akpar Makassar ini menghadirkan pembicara dari Purdue University, Amerika Serikat, Prof Alastair M Morrison.
Deputy Program Manager Swisscontact, Ferry Sabam Samosir mengatakan, kegiatan seminar tersebut sebagai langkah untuk mengenalkan lebih jauh mengenai pengelolaan destinasi.
Pasalnya, hal tersebut masih tergolong sesuatu yang baru di Indonesia. Dimana, Kementerian Pariwisata baru menerapkan hal tersebut pada tahun 2010, sementara di dunia sudah berjalan lebih dari 100 tahun.
"Destinasi yang baik seharusnya terintegrasi dengan semua stakeholder yang turut berperan dalam memberikan pengalaman menyenangkan bagi wisatawan. Contoh, sebuah daerah memiliki potensi wisata yang sangat indah, namun akses jalan menuju kesana tidak bagus. Tentu ini bukanlah tugas dari Kementerian Pariwisata, melainkan stakeholder lain dalam hal ini Kementerian PU,"jelasnya.
Ferry menambahkan, dengan adanya manajemen destinasi membuat sebuah daerah dapat menciptakan keunikan tersendiri dibanding daerah lain. Sehingga, potensi wisata di sebuah daerah harus menjadi destinasi yang kompetitif untuk menarik wisatawan.
Menurutnya, saa ini Indonesia hanya mampu menarik wisatawan sekitar 9 juta jiwa dan menduduki peringkat ke empat di ASEAN setelah Thailand, Malaysia dan Singapura. Bahkan, Indonesia hanya mampu menyumbangkan sekitar satu persen dari jumlah wisatawan di seluruh dunia.
"Tren wisata saat ini telah berubah. Wisatawan hari ini tidak lagi hanya sekadar mendatangi potensi wisata yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata. Misalnya orang ke Makassar bukan hanya mau datang Fort Rotterdam tapi juga ingin berwisata kuliner,"tambahnya.
