Kuburan Londa di Toraja Sulsel, dari SBY Sampai Turis Penasaran
Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Toraja adalah pekuburan Londa.
Penulis: Mutmainnah | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muthmainnah Amri
TRIBUN-TIMUR.COM, TORAJA UTARA - Berwisata ke Toraja, Sulawesi Selatan, memang tak ada habisnya. Anda tak cukup mengunjungi satu destinasi wisata saja.
Rasanya rugi harus menempuh jarak sejauh 310 kilometer dari Makassar, jika tak mengeksplore keindahan Toraja. Apalagi bagi Anda penyuka keragaman budaya dan adat istiadat yang masih kental, Toraja lah surganya.
Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Toraja adalah pekuburan Londa. Londa berada di Desa Tadongkon Kecamatan Kesu Kabupaten Toraja Utara. Setelah mengalami pemekaran dengan Tana Toraja, maka ibu kota kabupaten Toraja Utara adalah Rantepao.
Sekitar 6 kilometer dari Rantepao, Londa masih ramai dikunjungi wisatawan lokal dan asing. Bahkan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga telah mengobati rasa penasarannya dengan wisata kuburan ini. Saat SBY menggelar kunjungan kerja bersama ibu negara, menjelang akhir masa jabatannya saat itu.
Akses menuju Londa terpampang nyata, Anda tak akan tersesat.
Sekitar 100 meter dari jalan poros, Anda akan memasuki Jl Londa. Melalui area persawahan yang teduh dan baru ditanam. Menambah sensasi liburan menyenangkan.
Sekitar 500 meter menempuh Jl Londa, maka tibalah Anda di Londa.
Biaya tiket masuk bagi wisatawan asing dan lokal, rata Rp 10 ribu per kepala. Biaya parkir gratis. Londa buka setiap hari dari pukul 06.00-18.00 wita.
Setelah berjalan 50 meter, puluhan guide lokal menanti Anda. Guide ini bukan asal, melainkan masih keturunan dengan yang memiliki makam di Londa.
Menurut seorang guide, Aco, keluarga yang memiliki makam di Londa adalah satu rumpun. Bukan sembarang yang dikuburkan disini. Maka guide yang menyambut tamu pun tak boleh orang luar. Mereka juga wajib menyambut tamu yang hadir karena tamu adalah raja. Maka sepatutnya dilayani dengan baik.
Selain memandu, guide juga menawarkan Anda jasa lampu minyak untuk nantinya dapat masuk ke gua Londa. Biaya lampu minyak ini Rp 30 ribu, namun untuk biaya guide seikhlasnya Anda saja.
Menuruni sekitar 20 an anak tangga, disambut jejeran peti mati yang sudah usang. Menengadah ke atas bukit ada jejeran patung yang duduk rapi. Patung ini seperti menyambut para tamu. Konon katanya, keluarga yang membuat patung ini persis dengan keluarga mereka yang sudah meninggal. Sehingga dengan pembuatan patung ini seakan keluarga yang meninggal itu masih hidup dan berada di Londa.
Lebih keatas, ada peti mati yang sudah nyaris hancur berada di mulut tebing. Tidak hanya satu, bahkan banyak. Aco mengatakan semakin tinggi posisi kuburan maka status yang meninggal adalah orang penting di rumpun keluarga. Serta semakin dekat dengan Tuhan.
Namun jangan salah, makam yang sudah berusia ratusan tahun ini tidak berbau. Bahkan saat masuk ke gua Londa, tak ada bau menyengat sama sekali. Sebab masyarakat setempat memang memakai ramuan tertentu dari nenek moyang untuk menghilangkan bau jenazah keluarga mereka.