Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

100 Tahun PSM

Gaji Pemain PSM Akan Dipangkas

Menurut dia, hal ini sesuai dengan hasil putusan saat RUPS.

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Liga Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (13/5), salah satunya membahas soal kontrak pemain.

Soal kontrak penting dibahas, karena sejak PSSI memutuskan untuk memberhentikan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) karena alasan force majeur, maka berhenti juga kontrak seluruh pemain di klub.

Direktur Klub PSM Makassar, Sumirlan, kepada Tribun-timur.com, Rabu (13/5/2015), membeberkan soal hasil keputusan saat RUPS tersebut.

Keputusan RUPS yaitu pemain di klub, yang sudah terdaftar di PT LI tetap bisa dimainkan di turnamen pramusim Liga Super Indonesia (LSI).

Gaji juga masih diterima pemain.

"Tapi hanya 25 persen saja dari total gajinya per bulan," ujar Sumirlan.

Pembayaran gaji ini berlaku hingga turnamen itu berakhir, kemudian pemain akan negosiasi kontrak lagi untuk kompetisi LSI 2016 yang kabarnya akan mulai dilaksanakan pada September 2015 mendatang.

Menurut dia, hal ini sesuai dengan hasil putusan saat RUPS.

Pertimbangan PT Liga karena klub hanya berkiprah sementara di turnamen pramusim hingga Agustus mendatang.

"Ini bukan keputusan kami dari manajemen, tapi ini diputuskan PT Liga," tambahnya.

Langsung Pulang

Setelah rapat selesai, Sumirlan bakal kembali ke Makassar, Kamis (14/5/2015) dan rencananya akan mengumpulkan seluruh tim pelatih serta pemain untuk menyampaikan hasil RUPS PT Liga tersebut.

"Mungkin besok (pulang), kemudian saya sampaikan kepada mereka (pemain). Apakah mereka mau menerima atau tidak, kami tidak bisa memaksakan karena ini bukan keputusan kami dari manajemen, melainkan karena aturan pasca penghentian kompetisi," jelasnya.

Pemain senior, Ponaryo Astaman yang ditemui Tribun usai melakukan latihan di Lapangan Hasanuddin, Rabu (13/5/2015) mengatakan ia sudah mendengar soal adanya regulasi PT Liga Indonesia soal pendapatan pemain.

Menurut Ponaryo, hal itu memberatkan dan sangat tidak adil.

"Seharusnya tidak begitu. Kita ini seperti tidak dianggap karena pembekuan kompetisi," kata Popon --sapaan akrabnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved