Pasaran Kerikil Makassar Jatuh pada Musim Hujan
Pasar Cipping tetap rendah dibandingkan pasir meski musim kemarau.
Penulis: Andi Chaerul Fadli | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Chaerul Fadli
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasar material bangunan, Kerikil alias Cipping dipastikan sejumlah pengusaha meterial bakal menurun derastis. Pasalnya, pasar Cipping tetap rendah dibandingkan pasir meski musim kemarau.
"Kalau cipping dari dulu memang sepi pembeli. Perbandingannya, 10 pesanan pasir dan 1 pesanan Cipping," ujar H Sampe. Kendala akhir tahun dianggap bakal membuat Cipping "remuk". "Untung baik kalau ada 1 pesana dalam satu minggu," katanya, Senin (1/12/2014).
Cipping atau kerikil dari batuan sungai kerap digunakan sebagai campuran cor. UD Usaha Bahan Bangunan milik H Sampe, menjual 4 kubik Cipping dengan harga sekitar Rp 1 juta ke konsumennya.
Dia sendiri mendapatkan material tersebut dengan harga Rp 2,6 juta atau satu bak rembang 10 roda. Satu bak truk 10 roda menampung sekitar 13 kubik.
UD Arief Jaya menjual sekitar Rp 4 juta untuk 13 kubik Cipping. "Sekarang satu bulan baru bisa habis cipping, karena memang penggunaannya sedikit," kata Daeng Rahang, pemilik UD Arif Jaya. (*)