Mahasiswa Bantu Sopir Mogok di Pelabuhan Bajoe
Para pendemo menuntut transparansi kenaikan tarif yang diberlakukan pihak ASDP Pelabuhan Bajoe.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, WATAMPONE --Aksi mogok puluhan pengusaha dan ratusan sopir jasa angkutan umum di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone terus berlangsung.
Bahkan, Senin (24/11/2014) siang, sejumlah pengusaha dan sopir menggelar aksi di depan kantor ASDP Cabang Bajoe.
Mereka dibantu puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Watampone.
Para pendemo menuntut transparansi kenaikan tarif yang diberlakukan pihak ASDP Pelabuhan Bajoe. Pendemo juga mendesak ASDP mencabut pemberlakuan tarif baru yakni 14 persen.
Dari pantauan Tribun di Pelabuhan Bajoe, sekitar 200-an roda empat dan keatas masih terparkir di pelabuhan. Para sopir tak mau berangkat menuju Pelabuhan Kolaka jika pihak ASDP tidak transparan.
"Kami minta transparasi kenaikan tarif penyebrangan. Masa sampai 20 persen naiknya," kata salah seorang sopir truk yang enggan dikorankan namanya.
Sopir truk lain, Rajjab mengatakan, sejumlah sopir truk yang tidak mau berangkat mendapat ancaman dari pihak kepolisian.
"Iya barusan kami dapat ancaman. Dipaksa berlayar ke Kolaka," ungkapnya kepada sejumlah wartawan.
Rajjab mengungkapkan, seharusnya polisi menjaga keamanan malah mengintimidasi dan terkesan akan menghasut para sopir. Menurutnya, adanya tekanan dari oknum petugas karena diduga sudah mendapat 'upeti' dari pihak tertentu.
"Kenapa kami dihasut dan diancam. Jangan-jangan ini ada titipan dari pihak tertentu. Kami ini harusnya dijaga, bukan malah ditakut-takuti," katanya. (*).