Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Calon Presiden RI 2014

Puang Makka: Kata "Takdir" Abraham Seperti Bahasa Perempuan Timur

Menjelaskan bahwa kata takdir yang diucapkan Abraham beda dari kata takdir yang dimaksudkan ulama.

Editor: Suryana Anas
zoom-inlihat foto Puang Makka: Kata
dok tribun-timur
Mursyid Tarekat Khalwatiyah Syeikh Yusuf Al Makkassari, Seikhy Sayyid Abdurrahman Assegaf atau yang lebih tenar dengan nama Puang Makka (kanan)

MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM -Mursyid Jam'iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al Makassary, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka menanggapi komentar Ketua KPK Abraham Samad: Cawapres Itu Takdir, dimuat Harian Tribun Timur, edisi Selasa (18/3/2014).

Pengkaji ilmu tasawuf ini lebih awal menjelaskan bahwa kata takdir yang diucapkan Abraham beda dari kata takdir yang dimaksudkan ulama.

"Kata takdir Abraham seperti bahasa perempuan timur. Perempuan timur istiadat Bugis-Makassar, kebanyakan kalau ditanya oleh orang tuanya, mau jako sama calonmu (calon suami) itu? Hati kecil si perempuan mau tapi yang diucapkan kadang ya nanti dilihat takdir bagaimana atau kalau takdirnya begitu," tutur Puang Makka kepada tribun-timur.com.

Menurut Puang Makka, kata takdir Abraham masuk ranah bahasa politis dapat dimaknai antara mau dan tidak mau. Mungkin mau, lanjut Puang Makka, tapi tidak mau mengucapkan.

"Menurut saya, Abraham, kalau mau memberantas korupsi, di mana pun, wapres, capres atau ketua KPK bergantung niat Abraham. Saya kira di negeri ini akan banyak Abraham-Abraham selanjutnya, jadi sekali lagi, kata takdir Abraham itu adalah bahasa politik, seperti perempuan ketimuran, adat bugis Makassar. Mau dan tidak mau," jelas Puang Makka. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved