Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gunung Kelud Meletus

Mahasiswa Asal Makassar di Yogyakarta Lebih Memilih Tinggal di Kamar

Mahasiswa yang tinggal di Wisma Pemda Takalar Panrannuangku, Sleman Yogyakarta memilih tinggal di dalam wisma demi menghindari abu vulkanik

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Abu vulkanik yang berasal dari letusan Gunung Kelud menyelimuti kawasan Perempatan Tugu, Yogyakarta, Jumat (14/2/2014) pagi. Hujan abu vulkanik mengakibatkan jarak pandang hanya berkisar 5 hingga 10 meter dan mengganggu aktivitas perekonomian di Yogyakarta. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 
Citizen Reporter, Syamsul Arif Galib Mahasiswa Asal Makassar, Kuliah di Universitas Gadjah Mada

TRIBUN-TIMUR.COM -Kiriman abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud yang sampai di Jogja menjadikan kota ini sedikit “lumpuh.” Kampus dan sekolah diliburkan, sebahagian toko memilih tutup, penerbangan ditunda, bahkan Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sutan Hamengku Buwono X mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan bahwa DIY tanggap darurat selama tujuh hari dikarenakan gangguan abu vulkanik tersebut.

Tebalnya abu vulkanik menjadikan jarak pandang para pengendara sangat terbatas. Belum lagi abu vulkanik yang menutup jalan membuat jalan menjadi licin.

Tercatat beberapa kecelakaan lalu lintas terjadi di Yogjakarta seperti pengendara motor yang terjatuh, mobil yang slip keluar jalan atau bahkan tabrakan yang menyebabkan jatuhnya korban meninggal.

Upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan jalan melakukan penyiraman terhadap jalan-jalan utama untuk menghilangkan abu yang menempel di badan jalan.

Hingga hari kedua setelah ledakan, jarak pandang masih terbatas dikarenakan sisa debu yang masih ada. Masyarakat sendiri terlihat bergotong royong menghilangkan abu vulkanik disekitar tempat tinggal mereka.

Sebahagian bahkan mengumpulkan debu-debu vulkanik itu ke dalam kantong besar karena percaya bahwa abu vulkanik tersebut dapat dijadikan bahan campuran semen. Sebahagian lagi percaya bahwa abu vulkanik tersebut dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman.

Mahasiswa yang tinggal di Wisma Pemda Takalar Panrannuangku, Sleman Yogyakarta memilih tinggal di dalam wisma demi menghindari abu vulkanik. Upaya kerja bakti dengan jalan membersihkan asrama telah dilakukan. Namun banyaknya debu membuat upaya pembersihan tersebut sepertinya harus dilakukan lagi. Salah seorang mahasiswa bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit karena serangan asma yang dipicu oleh debu. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved