Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bentrokan di Universitas Al-Azhar Mesir, 1 Mahasiswa Tewas

Sejumlah kendaraan lapis baja pasukan antihuru-hara Mesir mendobrak kompleks asrama mahasiswa Universitas Al-Azhar

Editor: Suryana Anas
PHOTO/MAHMOUD KHALED
Ledakan kuat meratakan kantor polisi di Mansour, Mesir, Selasa (24/12/2013). Setidaknya 15 orang tewas. 

KAIRO, TRIBUN-TIMUR.COM -Sejumlah kendaraan lapis baja pasukan antihuru-hara Mesir yang dibantu satuan militer, Jumat (27/12/2013), mendobrak kompleks asrama mahasiswa Universitas Al-Azhar di Distrik Nasr City, Kairo, untuk membubarkan aksi unjuk rasa mahasiswa. Bentrokan pun pecah.

Aparat keamanan menggunakan gas air mata secara masif dan peluru karet untuk memukul mundur ratusan mahasiswa yang terus mencoba melawan.

Ketika berita ini ditulis, Jumat siang waktu Kairo, suasana di kompleks asrama Universitas Al- Azhar bagaikan perang kota. Asap pekat dari tembakan gas air mata menyelimuti langit di atas kompleks asrama.

Seorang mahasiswa asal Indonesia, Umam Maksum, yang tinggal sekitar 1 kilometer dari kompleks asrama tersebut, menuturkan, bau asap gas air mata bahkan tercium hingga ke rumahnya. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo.

Sebelumnya, pada Kamis malam, seorang mahasiswa Universitas Al-Azhar tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam bentrok dengan aparat keamanan dan sejumlah warga setempat di sekitar kompleks asrama universitas Islam tertua di dunia itu. Aparat keamanan mengklaim telah menangkap sedikitnya tujuh mahasiswa Al-Azhar pada Kamis lalu.

Gerakan spontan

Para mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Mesir sejak Kamis secara spontan berunjuk rasa menolak keputusan Pemerintah sementara Mesir dukungan militer menetapkan kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) sebagai organisasi teroris.

Selain di Al-Azhar, bentrok sengit juga pecah antara mahasiswa Universitas Zagazig, yang terletak sekitar 100 km arah timur Kairo, dan aparat keamanan sepanjang Kamis. Aparat menyatakan telah menangkap sembilan mahasiswa Universitas Zagazig itu.

Sementara itu, aparat terus memburu dan menangkapi para aktivis IM dan kekuatan politik pendukungnya di seantero Mesir. Aparat keamanan mengklaim telah menangkap 22 anggota IM di Provinsi al-Gharbiyah, arah barat kota Kairo.

Kantor berita Agence France Presse (AFP) melaporkan, polisi Mesir mengklaim telah menangkap sedikitnya 148 pengunjuk rasa pro-Islamis di sejumlah kota di Mesir, Jumat. Sementara kantor berita Reuters menyebutkan, satu orang tewas dalam bentrokan antara para pendukung IM dan polisi di Provinsi Minya, Mesir selatan.

Hal itu memicu kecemasan publik Mesir akan memburuknya situasi keamanan di negara itu. Jalan-jalan utama di Kairo pada Kamis terlihat lebih sepi pascaaksi pengeboman di kota Mansoura pada Selasa dini hari dan di Distrik Nasr City pada Kamis pagi.

Lalu lintas kendaraan pada Kamis yang merupakan akhir pekan di Mesir biasanya lebih padat dan macet dibandingkan dengan hari lainnya.

Jumat kemarin merupakan uji coba sejauh mana ancaman pemerintah menghukum para pengunjuk rasa dengan hukuman penjara selama lima tahun hingga hukuman mati akan efektif. Ancaman pemerintah itu dikeluarkan setelah pemerintah menetapkan IM sebagai organisasi teroris. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved