2014, Investasi di Sulsel Bisa Tembus Rp 10 Triliun
Untuk PMDN maupun Penanaman Modal Asing (PMA) diprediksi bisa menembus angka Rp 10 triliun.
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Suryana Anas
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Investasi yang masuk di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2014 mendatang, baik untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) diprediksi bisa menembus angka Rp 10 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Arifin Daud, Selasa (17/12/2013) mengatakan, meski target yang dicanangkan dari pusat sebesar Rp 6,74 triliun untuk tahun depan, pihaknya optimistis investasi di Sulsel mampu melebihi dari yang ditargetkan.
Keoptimisan untuk merealisasikan target tersebut dikarenakan sejumlah investor mulai mematangkan pembangunan smelter di beberapa daerah di Sulsel.
Di Bantaeng, misalnya. Didaerah tersebut, sedikitnya tiga unit smelter biji besi dan nikel akan dibangun. "Investornya dari Jepang dan China. Izin kabupaten sudah dikantongi dan tahun ini masih dalam tahap pematangan lahan. 2014 masuk dalam tahap konstruksi dan mesin. Pelabuhan juga sudah mulai dibangun," jelasnya.
Diproyeksikan, 2015 smelter di Kabupaten Bantaeng sudah mulai beroperasi. Investor yang bersangkutan juga siap membangun pembangkit listrik untuk ketersediaan pasokan listrik.
Sementara itu, di Kabupatem Luwu Timur (Lutim), ada dua smelter yang akan dibangun masing-masing oleh pihak Kalla Group dan Bosowa. Kedua perusahaan ini telah mengantongi rekomendasi dari BKPMD, termasuk pembangunan pembangkit listriknya.
Selain pembangunan smelter, optimisme BKPMD Sulsel juga seiring dengan skema kebijakan yang diberlakukan untuk menarik investor baik dalam maupun luar negeri.
Adapun insentif yang diberikan yakni berupa pembebasan masuk bea cukai. Meski begitu, kata dia, insentif ini bisa saja tidak berlaku ketika investor yang bersangkutan tidak menyampaikan perkembangan perusahaannya. (*)