Hari Buruh
Curhat Supir Taksi pada Hari Buruh
supir perusahaan taksi Gowata, Sungguminasa, mengemukakan curahan hatinya PADA peringatan Hari Buruh (May Day), 1 Mei 2013.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Jumadi Mappanganro
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Burhan M Dg Raga (49), supir perusahaan taksi
Gowata, Sungguminasa, mengemukakan curahan hatinya PADA peringatan Hari
Buruh (May Day), 1 Mei 2013.
"Kami juga buruh. Kami dukung demo, tapi kalau macet begini, kami tak bisa dapat makan kasihan," katanya kepada Tribun, Rabu (1/5/2013), di sebuah warung kopi di Jl Dg Ngeppe, selatan kota Makassar.
Menceritakan lalulintas percakapan di radio komunikasi intercom taksi mereka, supir dengan nomor register GT 007/ 461 ini, menyebutkan sebagian besar rekannya memilih memantau kondisi jalan dan kemacetan di warung kopi atau bahu jalan yang lokasinya berteduh.
"Kami pantau demo di radio Celebes. dari pada keluar dan dapat macet, lebih baik minum kopi," kata pengemudi taksi Vios nomor polisi
DD 1508 BA ini.
Alasan, sekitar 110-an rekan supir taksi memilih istirahat sejak pagi hingga siang dengan asumsi penumpang juga memilih menunda menggunakan transportasi elite berbayar ini.
Dg Raga mengaku tak terlalu merasakan macet sebab bersama 100-an supir taksi dari 3 operator taksi berizin di Bandara Sultan Hasanuddin, juga memilih "mengendap" di bandara.
"Kami juga buruh. Kami dukung demo, tapi kalau macet begini, kami tak bisa dapat makan kasihan," katanya kepada Tribun, Rabu (1/5/2013), di sebuah warung kopi di Jl Dg Ngeppe, selatan kota Makassar.
Menceritakan lalulintas percakapan di radio komunikasi intercom taksi mereka, supir dengan nomor register GT 007/ 461 ini, menyebutkan sebagian besar rekannya memilih memantau kondisi jalan dan kemacetan di warung kopi atau bahu jalan yang lokasinya berteduh.
"Kami pantau demo di radio Celebes. dari pada keluar dan dapat macet, lebih baik minum kopi," kata pengemudi taksi Vios nomor polisi
DD 1508 BA ini.
Alasan, sekitar 110-an rekan supir taksi memilih istirahat sejak pagi hingga siang dengan asumsi penumpang juga memilih menunda menggunakan transportasi elite berbayar ini.
Dg Raga mengaku tak terlalu merasakan macet sebab bersama 100-an supir taksi dari 3 operator taksi berizin di Bandara Sultan Hasanuddin, juga memilih "mengendap" di bandara.
"Kami beritahu penumpang, sekarang ada demo buruh, mau ke kota pak!" katanya.
Namun, tambahnya, banyak juga penumpang yang nekat menggunakan jasa
taksi bandara, Sultan Hasanuddin International Airport Makassar (SHIAM)
ini. Di bandara ada 3 operator taksi resmi yang beroperasi, Gowata (20), Taksi Putra (10), dan Bosowa (40 unit).
Di luar ketiga operator ini, ada setidaKnya 10 operator angkutan
penumpang bandara. ada Kospidara, Primakop AU, Kosti, dan perusahaan
jasa swasta lain yang menggunakan minivan. (*)