Bentrok Pasca Debat Kandidat
Kisah Keberanian Satpam Gaek Markas IA
Arnold hanya panggilannya. Nama lengkapnya Sada Ali (60).
Penulis: Abdul Azis | Editor: Ina Maharani
Arnold hanya panggilannya. Nama lengkapnya Sada Ali (60).
Dia salah satu dari dua korban yang terkena panah saat sekelompok orang berpakaian hitam dan memakai tertutup menyerang Posko Utama Ilham Arief Sirajuddin-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di Jl Gunung Batu Putih, Makassar, Kamis (10/1/2013) petang.
Tiga anak panah menancap di pinggang sebelah kiri Arnold. Pria kelahiran Makassar, 12 April 1952, ini dirawat di RS Stella Maris. Namun ia hanya dua jam di RS tersebut.
“Mereka (penyerang) benar-benar kejam dan pengalaman,”ujarnya usai melapor di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Makassar, Jumat (11/1).
Suami Asri Wati ini menceritakan
sekelumit kronologis kejadian. Sekitar 20 orang berteriak-teriak di
depan kantornya. Ada dua orang parang terhunus mencoba masuk ke dalam
ruangan namun dihalanginya.
“Sembarang dia bilang. Hancurkan, habisi,
sambil mengangkat parangnya. Tapi saya tidak takut. Saya majui tapi
keduanya lari.
Saat lari dan saya mengejar, tiba-tiba ada yang maju dan memanah. Itumi saya bilang mereka pengalaman perang,” ujarnya sambil memperlihatkan lukanya yang masih diperban.
Sehari-hari bertugas sebagai securiti di Posko Utama IA. Meski terluka, warga Jl Kakaktua Makassar ini tidak ciut. “Ini memang tugas saya,”ujarnya. Arnold mengaku semakin bersemangat terutama setelah bertemu calon gubernur Ilham Arief Sirajuddin.
“Pak Ilham berpesan sabarki. Ini risiko perjuangan. Tapi kita tidak boleh tinggal diam dan dikasi begini terus. Saya percaya Pak Ilham, saya juga percaya Pak Ilham dan Ustad Aziz menang nanti. Makanya mereka takut,” jelasnya.
Arnold ke markas polisi bersama rekannya, Hamid, yang juga terluka di insiden tersebut. Hamid terluka karena membantu Arnold. Lengan Hamid juga tertancap tiga anak panah. Keduanya didampingi Tim Hukum Ilham-Aziz, Hasbi Abdullah, Syahrir Cakkari, serta Jamil Misbach.(abd azis)
