Candoleng-doleng, Wajib dalam Acara Sakral
“Candoleng-doleng”, kembali menggemparkan warga kabupaten Sidrap,
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM-“Candoleng-doleng”, kembali menggemparkan warga kabupaten Sidrap, terkhusus di desa Ciro-ciroe Kecamatan Watang Pulu. Dalam satu pekan terakhir ini, tidak kurang dari 3 acara hiburan masyarakat yang mengatasnamakan “elektone” ternyata melakukan aksi yang sangat merusak moral anak-anak dan melanggar norma-norma masyarakat.
Candoleng-doleng yang berkedok elekton menjadi hal yang “wajib” pada acara-acara sakral seperti aqiqah dan pengantin. Anehnya, atraksi seronok itu malah mendapatkan dukungan yang besar di tengah masyarakat serta tidak mendapatkan pengamanan dari aparat kepolisian, Aparat
pemerintah setempat pun terkesan tutup mata.
Aktraksi Candoleng-doleng, tidak terhenti pada goyangan yang erotis tetapi sampai pada porno aksi yakni bugil ditengah keramaian di siangbolong, biduwanitanya bahkan dengan senang hati dipegang alat-alat vital kewanitaannya cukup dengan saweran Rp.1000,- atau Rp.5.000,-.
Cukup mengherankan, Sidrap yang sejak dulu dikenal dengan masyarakat yang relegius seakan-akan menghalalkan candoleng-doleng yang jelas-jelas bertentangan dengan visi misi dari kabupaten Sidrap yakni menjadikan Sidrap kabupaten yang religious.
Aksi seronok di depan anak-anak dan remaja jelas sangat menggambarkan betapa Negara Indonesia ke depan memiliki moral yang rusak. Padahal sebuah Negara yang kuat itu terletak pada generasi mudanya. (*)