Mahasiswa Sulbar Pakai Celana Pendek Demo Bawaslu

Aksi unjuk rasa itu menuntut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI untuk menolak penyelenggaran pemilihan gubernur dan wakil Gubernur Sulbar. Beberapa mahasiswa pengunjuk rasa terlihat hanya mengenakan celana pendek puntung.

Koordinator Lapangan PPRM Sulbar, Battola, dalam orasinya mengatakan, bawaslu semestinya menunda jadwal pilgub yang dijadwal 10 Oktober mendatang karena banyaknya indikasi pelanggaran dalam tahapan pemilu yang luput dari pantauan Panwaslu Sulbar.

Pengunjuk rasa yang jumlahnya sekitar 10 orang itu juga ingin bertemu langsung dengan anggota bawaslu yang usai mengikuti rapat koordinasi stakeholders dan sosialisasi pengawasan pemilihan gubernur (pilgub) Sulbar di Mamuju.

Namun niat mahasiswa tersebut tak diladeni pihak bawaslu. Karena mendesak masuk hotel untuk bertemu bawaslu, pihak kepolisian dan satpam hotel setempat akhirnya turun tangan mencegat keinginan para mahasiswa tersebut bertemu dengan anggota bawaslu.

Dalam aksi tersebut, pengunjuk rasa yang beberapa orang hanya memakai celana puntung itu, juga menampilkan spanduk berukuran 10 X 2 meter bertuliskan penolakan pelaksanaan pilgub.

"Kami yakin dengan luputnya pantauan yang dilakukan Panwaslu Sulbar maka potensi terjadinya konflik pasca pilgub akan kembali terjadi," kata Battola, mahasiswa pengunjuk rasa dalam orasinya.

Karena niatnya tak kesampaian bertemu dengan anggota bawaslu, para mahasiwa tersebut akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah rombongan bawaslu meninggalkan hotel dan langsung menuju Bandara Udara Tampapadang untuk melanjutkan perjalanannya ke Jakarta.(*)