Pilpres
Jusuf Kalla Diusulkan Nyapres Lagi
Jusuf Kalla Diusulkan Nyapres Lagi
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Tak ada tokoh baru dan dinilai punya integritas yang dicalonkan partai politik dalam pemilihan presiden 2014 mendatang, membuat orang berpaling mencari tokoh alternatif di luar partai politik.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dianggap bisa kembali didorong maju dalam pencalonan presiden, sementara Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dinilai bisa menjadi teladan jika berhasil memimpin negeri ini.
Peneliti senior di Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, di Jakarta, Jumat (5/8/2011), mengatakan, di tengah belenggu partai politik yang memonopoli pencalonan presiden, masyarakat butuh kerja keras untuk memunculkan tokoh yang berintegritas, kredibel dan layak diteladani untuk memimpin Indonesia ke depan.
Syamsuddin mengatakan, kepemimpinan yang hanya mengandalkan citra terbukti gagal. Bahkan partai politik yang menopang penguasa saat ini malah terbelit masalah korupsi, padahal pencitraan yang dibangun justru rezim antikorupsi.
Masyarakat, lanjut Syamsuddin, harus mencari kepemimpinan di luar partai politik. "Itu memang agak sulit, mungkin ada di kampus-kampus kita tokoh-tokoh yang layak memimpin. Saya pikir ini membutuhkan upaya berbagai pihak dan kekuatan masyarakat. Saya tidak dalam mempromosikan tokoh tertentu. Tetapi poin saya adalah bagaimana ke depan mencari sumber kepemimpinan lain di luar partai politik apalagi parpol bermasalah. Kita tahu kasus PKS, Partai Demokrat, dan Partai Golkar," ujar Syamsuddin kepada Kompas.
Syamsuddin mengungkapkan, sebenarnya ada juga tokoh nasional saat ini yang masih layak memimpin, namun belum memiliki kendaraan politik seperti Jusuf Kalla dan Mahfud MD.
"Walau pun JK sudah cukup sepuh, tetapi namanya kepemimpinan, muda pun enggak jadi jaminan. Kalau JK ada yang mendukung, saya pikir masih bisa. JK sebagaimana slogan kampanyenya dulu, lebih cepat lebih baik dibutuhkan bangsa ini," kata Syamsuddin.
Pemimpin seperti JK, menurut Syamsuddin, dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang cepat dalam mengatasi persoalan negara yang makin kompleks.
"Bangsa kita butuh pemimpin yang cepat mengambil keputusan, sekaligus berani mengambil resiko. Yang penting adalah bahwa, yang namanya kepemimpinan itu mesti ada eksekusi, tidak bisa menimbang terlalu banyak. JK tipe bisa melakukan eksekusi dengan cepat. Nah SBY ini rapat kabinet semakin sering, tapi tak ada eksekusi," katanya.
Sementara Mahfud, menurut Syamsuddin, menjadi satu-satunya pejabat publik yang relatif cukup layak untuk maju menjadi calon presiden. "Mahfud juga satu-satunya pejabat publik yang relatif cukup layak. Beliau berani dan tegas," katanya.
Selain itu, menurut Syamsuddin, Mahfud juga menjadi pejabat yang patut diteladani.
"Mahfud, saya pikir sejauh yang saya tahu kesederhanaannya patut menjadi teladan. Selebihnya dia salah satu pejabat publik yang sederhana. Pak Mahfud itu juga berani dalam mengambil keputusan dan tegas. Dibanding yang lain, beliau juga tidak terlalu formalistik," katanya.(*/tribun-timur.com)