Muhammadiyah
Muhammadiyah Akan Buka Sekolah di Tokyo
Muhammadiyah Akan Buka Sekolah di Tokyo
Editor:
Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) berencana akan membuka cabang istimewa organisasi tersebut di sejumlah kota besar di luar negeri.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat IPM Dzulfikar Ahmad di Makassar, kemarin mengatakan cabang istimewa akan berada di Kuala Lumpur, London dan Tokyo. Mereka rencananya juga akan membuka cabang yang sama di Australia dan Singapura, namun belum menentukan lokasi tepatnya.
Dia mengatakan, dibukanya cabang istimewa di kelima tempat itu sebab selain warga Muhammadiyah, kader IPM cukup banyak berdomisili di sana.
Rencananya IPM dan warga Muhammadiyah yang bermukim di wilayah tersebut akan membuka sekolah Muhammadiyah mulai tingkatan dasar hingga menengah atas.
"Ini sebagai salah satu bentuk refleksi kami menyambut milad ke-50 IPM yang jatuh Agustus mendatang," katanya kepada Antara.
Dia menjelaskan, milad ke-50 IPM akan dipusatkan di Hotel Sahid Jakarta, 20 Agustus. Rencananya kegiatan itu dihadiri sekitar 500 kader, baik yang masih menjabat pengurus maupun para alumni yang kini menjadi tokoh-tokoh nasional.
Kegiatan yang bertema "50 Tahun IPM Berkarya untuk Bangsa" tersebut, juga akan dirangkaikan dengan peluncuran lima buku karya kader, pentas seni 1.000 wajah, pertandingan futsal, focus grup discussion dengan tema refleksi gerakan IPM di Indonesia.
Ia menambahkan, pada survei 2007, dinyatakan kader IPM telah berjumlah enam juta orang. Secara struktural nasional, IPM telah memiliki pengurus di 33 provinsi, 428 kabupaten/kota dan 11.059 kecamatan.
Terkait dengan masalah sosial yang banyak dialami pelajar seperti tawuran dan kriminalitas, ia menilai hal tersebut disebabkan banyak hal yang ditutupi pemerintah.
Menurut dia, pemerintah dinilai terlalu percaya dengan efektifitas program pengembangan pendidikan yang mereka buat tanpa melibatkan stakeholder seperti organisasi pelajar secara optimal.
"Pendidikan bukan hanya masalah anggaran 20 persen atau lebih. Masalah pendidikan jauh lebih kompleks, itu juga menyangkut moralitas, kurikulum kontemporer dan efektifitas penetrasi program di kalangan pelajar," ujarnya.(*/tribun-timur.com)
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat IPM Dzulfikar Ahmad di Makassar, kemarin mengatakan cabang istimewa akan berada di Kuala Lumpur, London dan Tokyo. Mereka rencananya juga akan membuka cabang yang sama di Australia dan Singapura, namun belum menentukan lokasi tepatnya.
Dia mengatakan, dibukanya cabang istimewa di kelima tempat itu sebab selain warga Muhammadiyah, kader IPM cukup banyak berdomisili di sana.
Rencananya IPM dan warga Muhammadiyah yang bermukim di wilayah tersebut akan membuka sekolah Muhammadiyah mulai tingkatan dasar hingga menengah atas.
"Ini sebagai salah satu bentuk refleksi kami menyambut milad ke-50 IPM yang jatuh Agustus mendatang," katanya kepada Antara.
Dia menjelaskan, milad ke-50 IPM akan dipusatkan di Hotel Sahid Jakarta, 20 Agustus. Rencananya kegiatan itu dihadiri sekitar 500 kader, baik yang masih menjabat pengurus maupun para alumni yang kini menjadi tokoh-tokoh nasional.
Kegiatan yang bertema "50 Tahun IPM Berkarya untuk Bangsa" tersebut, juga akan dirangkaikan dengan peluncuran lima buku karya kader, pentas seni 1.000 wajah, pertandingan futsal, focus grup discussion dengan tema refleksi gerakan IPM di Indonesia.
Ia menambahkan, pada survei 2007, dinyatakan kader IPM telah berjumlah enam juta orang. Secara struktural nasional, IPM telah memiliki pengurus di 33 provinsi, 428 kabupaten/kota dan 11.059 kecamatan.
Terkait dengan masalah sosial yang banyak dialami pelajar seperti tawuran dan kriminalitas, ia menilai hal tersebut disebabkan banyak hal yang ditutupi pemerintah.
Menurut dia, pemerintah dinilai terlalu percaya dengan efektifitas program pengembangan pendidikan yang mereka buat tanpa melibatkan stakeholder seperti organisasi pelajar secara optimal.
"Pendidikan bukan hanya masalah anggaran 20 persen atau lebih. Masalah pendidikan jauh lebih kompleks, itu juga menyangkut moralitas, kurikulum kontemporer dan efektifitas penetrasi program di kalangan pelajar," ujarnya.(*/tribun-timur.com)
Berita Terkait