Teror
Abdullah Sonata Dituding Otaki Teror Bom Buku
Meski tengah ditahan, kepemimpinan Sonata masih menjadi kiblat bagi sembilan kelompok teroris lainnya

"Yang pimpin konsolidasi sembilan faksi atau kelompok di Aceh, dia (Abdullah Sonata) yang pimpin. Kan ada dalam kepemimpinan Al-Qaedah. Sejak 2005, di antara semua faksi, yang paling kuat itu kelompok atau faksinya Abdullah Sonata. Jadi, semua faksi, dari mulai faksinya Nurdin M Top, Abu Tholut, Rois, Dulmatin, Umar Patek, Jemaah Islamiyah, NII Banten, Oman bin Abu Sulaeman Cimanggis Depok," kata pengamat terorisme, Dyno Cresbon saat dihubungi, Minggu (20/3/2011).
Dugaan bahwa kelompok Sonata ytang bermain di balik rangkaian aksi teror bom buku ini dikarenakan ciri khas dari serangan bom itu sendiri yang digunakan saat konflik Aceh dan Poso.
Menurutnya, bom yang digunakan adalah bom jebakan (bomb trap) dengan daya ledak rendah (low explosive). "Kelompok Abdullah Sonata, punya metode bomb trap atau di mereka dikenal sebagai bom parsel dan pembunuhan secara langsung, seperti serangan ke polisi di Sleman, Purworejo dan Hamparan Perak Medan," paparnya.
Adapun sasaran yang dituju kelompok ini adalah figur dan objek vital. "Kalau sekarang ini seperti Ulil, Gories Mere, Ahmad Dani sama Yapto kan figur yang di doktrin mereka itu harus dilawan. Nanti bisa saja objek yang jadi sasarannya," imbuhnya.
Sejauh ini, meski rangkain aksi teror bom buku berlangsung hampir sepekan, kepolisian belum bisa mengungkap siapa atau pun kelompok mana yang melakukannya.