Tak Lupakan Imlek

WALAU kini memeluk agama Kristen Pantekosta, Lili Gani C, mengaku tetap rutin merayakan Imlek. Hal ini karena gadis berdarah Tionghoa menganggap Imlek adalah perayaan tahun baru China.

    "Jadi bagi kami warga Tionghoa, apa pun agama kami,  bukanlah alasan untuk melupakan tahun baru Imlek atau tahun datang musim semi di Tiongkok," ujar mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Atma Jaya Makassar ini saat ditemui di warung kopi milik ampeknya (paman) di Jl Boulevard, Makassar, Minggu (23/1) lalu.
    Menurutnya, melupakan Imlek berarti melupakan tradisi titisan leluhur Tionghoa.
    "Tanpa leluhur kakek dan nenek tidak mungkin ada, demikan juga tanpa kakek dan nenek, ayah dan ibu juga tidak mungkin ada untuk melahirkan kita," tutur Lili
    Wanita hobi hobi menulis dan menata rambut ini pun telah mempersiapkan diri untuk menyambut Imlek 2562 pada Kamis (3/2) mendatang. Lili mengaku sudah menghias rumahnya dengan aksesoris Imlek seperti tulisan-tulisan Mandarin.
    Aksesoris Imlek yang kini banyak menghiasi rumahnya itu dibeli Lili saat ia bersama keluarganya berbelanja di mal.     Lili sekeluarga biasanya berkumpul di rumah menanti detik-detik memasuki hari Imlek sembari makan mi. Terkadang ada juga keluarga yang melelehkan airmatanya saat memasuki tahun baru Imlek itu.
    "Karena pada Imlek tahun lalu, kami sekeluarga masih lengkap, tetapi kenyataannya, ada keluarga yang sudah kehilangan salah satu anggota keluarganya," ujarnya. (moeh  david aritanto)

Nama: Lili Gani C (Lili)
Pendidikan: Jurusan Manajemen Universitas Atma Jaya Makassar
Shio: Monyet
Agama: Kristen Pantekosta
Hobi: Menulis, Nonton dan Tata rambut
Ayah: Ade C
Ibu: Vera D
Adik: Yordan G.C, Jennyfer G.C, Sisilia G.C
Alamat: Jl Veteran Selatan.