Ini Ketua Baru Tanfidziah PWNU Sulbar
KH M Napis Djuaini terpilih menjadi Rais Syuriyah, dan Dr Adnan Nota sebagai Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah (PW) NU Sulbar periode 2019-2024.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE -- Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdatul Ulama (NU) ke-III Sulbar, akhirnya menentukan nahkoda baru.
KH M Napis Djuaini terpilih menjadi Rais Syuriyah, dan Dr Adnan Nota sebagai Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah (PW) NU Sulbar periode 2019-2024.
KH M Napis Djuaini terpilih melalui musyawarah mufakat oleh Kiyai sepuh NU enam kabupaten se Sulbar.
Ketua STAIN Majene ini, juga merupakan Rais Syuriyah PWNU Sulbar pada periode sebelumnya.
Sementara pemilihan Ketua Tanfidziah PWNU Sulbar, terdapat dua kandidat yang bertarung pada konferwil yang berlangsung di Ponpes Ihyaul Ulum DDI Baruga, Majene, Senin malam (15/7/2019).
Yakni Adnan Nota yang kini menjabat Kepala Kemenag Majene, dan M Arsyad yang merupakan Wakil Rektor IAI DDI Polewali Mandar (Polman).
Sudah 2 Jam Lebih Penyidik Tipikor Polda Sulsel Geledah Kantor Bupati Jeneponto
UNM Wisuda 1.000 Mahasiswa, Program Sarjana 767 Orang
Kades Mattiro Langi Dukung Kawasan Tanpa Asap Rokok
Genjot Devisa, Kementan Kembali Lepas Ekspor Bawang Merah dan Jahe
Respect Terhadap Kapal Perang, Personel Lantamal VI Beri Penghormatan Kepada KRI Sidat-851
Dalam pemilihan ini terdapat tujuh pemilik hak suara. Enam diantaranya dari Pengurus Cabang (PC) NU dari enam kabupaten se Sulbar. Serta satu lainnya perwakilan dari Pengurus Besar (PB) NU.
Hasil pemilihan, Adnan Nota meraih empat suara. Sementara M Arsyad memperoleh dua suara. Satu lainnya tak menggunakan hak suaranya, atau abstain yakni dari PCNU Kabupaten Pasangkayu.
Dengan demikian, Adnan Nota yang menjadi Ketua Tanfidziah PWNU Sulbar.
Terpilih sebagai Ketua PWNU Sulbar, Adnan akan segera konsolidasi hingga rekonsiliasi. Demi menyatukan kekuatan untuk membangun NU Sulbar.
"Tentu sebuah pemilihan itu selalu ada pro kontra disana, karenanya itu sulit dihindari. Sehingga langkah awal, saya akan melakukan konsolidasi, bahkan kalau dibutuhkan, rekonsiliasi," ujar Adnan, Selasa (16/7/2019).
Menurutnya, saat ini banyak tantangan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara, bagi pengurus maupun jamaah. Sehingga dibutuhkan kesatuan demi membangun NU dan ummat.
Selanjutnya kurun waktu tujuh hari kedepan, akan segera dibentuk kepengurusan baru. Pengisian struktural itu dilakukan oleh tim formatur.
"Insya Allah kerja ini akan kami lakukan dua minggu sejak hari ini," ujarnya.
Pimpinan Ponpes Al-Ihsan DDI Kanang, Polman ini bersama formatur akan mendata seluruh kekuatan NU dari enam kabupaten. Selanjutnya akan dimasukkan dalam data base dan dipilih kader terbaik.
"Kami akan memilih kader terbaik untuk menjadi pengayom dan pengurus NU dalam lima tahun kedepan," jelasnya. (Tribun Majene.com)