Pembukaan Manakarra Fair, Ini Tiga Tarian Ditampilkan
Hadir pada pembukaan ini, wakil Bupati H Irwan SP Pababari, Ketua DPRD Hj Suraidah Suhardi dan jajaran pimpinan OPD.
Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Malam pembukaan Manakarra Fair 2019 berlangsung meriah di Anjungan Pantai Manakarra, Mamuju, Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Sabtu (12/7/2019) malam.
Manakarra Fair 2019 dibuka langsung oleh Bupati Mamuju H Habsi Wahid.
Baca: Ada Pameran Pembangunan di Beautiful Malino 2019
Baca: Hari Ini, Karya Terbaik Foto Wapres JK di Pamerkan di Nipah Mall Makassar
Hadir pada pembukaan ini, wakil Bupati H Irwan SP Pababari, Ketua DPRD Hj Suraidah Suhardi dan jajaran pimpinan OPD.
Pada malam pembukaan tersebut, sejumlah tarian daerah ditampilkan untuk memeriahkan event yang digelar setiap tahun, sebagai rangkaian Hari Jadi Mamuju ke-479 Tahun yang jatuh pada 14 Juli.
Ada tiga tarian daerah Mamuju yang ditampilkan pada malam pembuka Manakarra Fair 2019 yakni, Tari Topemana, Topandio dan Polle’bo.
Tarian-tarian tersebut merupakan tarian khas Mamuju, yang selama ini sangat jarang dipentaskan di depan khalayak ramai.
Tari Topandio sendiri merupakan yang disakralkan, tarian ini lahir di tengah-tengah masyarakat Tapalang, daerah yang terletak disisi selatan ibukota Provinsi Sulbar ini.
Sementara tari Topandio, dimaksudkan sebagai penyempurnaan pengobatan yang dilakukan oleh seorang raja terhadap anaknya, yang sedang menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan.
Tari Topandio menceritakan prosesi pengobatan terhadap putri raja dimana pa'bisu-bisu (dukun), menunjukkan sikap kecintaan, kesetiaan, dan loyalitas tinggi terhadap sang raja.
Digambarkan, para dukun-dukun tersebut rela berkorban, walau harus nyawa taruhannya demi kesembuhan anak sang raja pada zaman dahulu di Mamuju.
Bupati H Habsi Wahid, sangat bangga dan mengapresiasi persembahan panitia Manakarra Fair 2019 yang menggandeng Dewan Kebudayaan Mamuju (DKM), menampilkan nuansa kearifan lokal di Bumi Manakarra.
Menurut Habsi, Manakarra Fair harus menjadi momentum untuk memunculkan budaya-budaya masyarakat masa lampau, yang sudah terlupakan di era masyarakat moderen.
"Budaya-budaya yang sudah mulai terlupakan, harus kita muncul pada moment-moment seperti ini, agar kembali diketahui para generasi kita,"ujar Habsi kepada wartawan usai pembukaan.
Kata Habsi, event Manakarra Fair ini juga harus menjadi tonggak, dikembangkan kesenian-kesenian daerah yang ada di Mamuju, untuk diperkenalkan sebagai daya tarik daerah.
"Saya kira ini perlu kita kembangkan dan terus dilakukan, untuk menggali kebudayaan kita melalui suatu pentas, karena itu kekayaan bagi kita,"kata mantan Sekda Mamuju ini.
