Pilkada 2020, Akademisi Sebut Rivalitas Keluarga YL dan Kerajaan Gowa Lebih Cair
Menurut Luhur, sepeninggal Andi Maddusila Andi Idjo, situasi di kubu kerajaan Gowa mengalami transisi kepemimpinan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan rivalitas kubu Keluarga Kerajaan Gowa dengan kubu keluarga Yasin Limpo (YL) berpotensi lebih cair pada Pilkada Gowa 2020.
Bila pada tiga Pilkada sebelumnya, Andi Maddusila selalu berhadapan dengan Ichsan Yasin Limpo maupun Adnan Purichta Ichsan, Pilkada 2020 disebutkan berpotensi lebih cair, bahkan berpotensi berkoalisi.
"Memang ada rivalitas El Clasico antara kubu Klan YL dan kubu kerajaan Gowa di beberapa dekade terakhir ini," kata Luhur ketika dikonfirmasi Tribun, Senin (8/7/2019).
Menurut Luhur, sepeninggal Andi Maddusila Andi Idjo, situasi di kubu kerajaan Gowa mengalami transisi kepemimpinan.
Tensi rivalitas pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gowa antara kedua kubu tersebut dinilai tidak lagi sekompetitif Pilkada sebelumnya.
Luhur menyebut ada sejumlah faktor yang memungkinkan tension antara kubu YL dan kubu keluarga kerajaan bisa saja lebih cair dan bahkan berkoalisi di Pilkada Gowa 2020 nanti.
Pertama, kata Luhur, kubu keluarga kerajaan Gowa masih bertransisi mencari patron baru sepeninggal Raja Gowa ke-37 almarhum Andi Maddusila Andi Idjo.
Menurutnya, penunjukan Andi Ichsan Daeng Mattawang sebagai Plt Raja Gowa harus teruji dan memperoleh legitimasi internal, baru kemudian layak berkompetisi eksternal dalam perebutan kekuasaan kepala daerah.
"Belum lagi Andi Ichsan mesti menyelesaikan soal dualisme kepemimpinan dengan pamannya, Andi Kumala Andi Idjo," imbuh Luhur.
Kedua, ia menilai Adnan Purichta Ichsan menjalankan diferensiasi model kepemimpinan yang berbeda dengan Kepemimpinan sebelumnya.
"Adnan Purichta IYL setidaknya, dipersepsikan memiliki model pengendalian kekuasaan yang lebih terbuka," sambung Luhur.
Meski demikian, Luhur menyebut keluarga kerajaan Gowa masih bisa kembali berkompetisi dengan kubu YL. Hal itu bisa terjadi apabila kerajaan memperoleh dukungan dari kekuatan politik eksternal yang lebih besar.
Menurutnya, para penantang akan mengkapitalisasi sumber daya kerajaan untuk perlawanan pada incumbent.
"Para penantang kekuasaan status quo, akan menggunakan kesempatan untuk melawan pemimpin incumbent," tandasnya.
Laporan Wartawan Tribun Gowa @bungari95