Rekrutmen PPIH Dituding Sarat Nepotisme, Ini Pejelasan Kabid Haji dan Umrah Kemenag Sulsel
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Sulsel, membantah adanya tudingan perekrutan PPIH 2019 sarat nepotisme
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Sulsel, Kaswad Sartono, membantah adanya tudingan perekrutan petugas pendamping jamaah calon haji 2019 sarat nepotisme.
Menurutnya, proses rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH sudah berjalan sesuai prosedur dan berlansung secara transparan.
"Rekrutmen petygas haji itu sudah dilakukan dengan transparan. Petunjuknya dari Jakarta ada beberapa peryaratan yang harus dipenuhi, mulai misalnya TPHI, TPHI itu adalag pegawai Kementerian Agama tidak ada yang lain, kemudian memiliki kemampuan terkait dengan haji, leadership dan lain sebagaianya," kata Kaswad Sartono di Kantor Kemenag Sulsel, Jl Nuri, Kecamatan Mariso, Makassar, Selasa (2/7/2019)
Baca: VIDEO: Pengunjukrasa dan Petugas Keamanan Saling Dorong di Kantor Kemenag Sulsel
Baca: Rekrutmen PPIH Dituding Sarat Nepotisme, Begini Pejelasan Kabid Haji dan Umrah Kemenag Sulsel
Baca: Menyoal Pedamping Haji, Pengunjukrasa Nyaris Adu Jotos dengan Polisi di Kemenag Sulsel
Untuk pembimbin jamaah calon haji (JCH) lanjut Kaswad Sartono, syaratnya yang pertama sudah haji, yang kedua memiliki kemampuan leadership dan manasik dan tidak mesti dari Kementrian Agama.
"Tetapi, pertama dari kementrian agama yang kedua dari unsur perguruan tinggi, lemudian dari unsur ormas Islam. Jadi semuanya sudah terbuka dan online," ujarnya.
Untuk ujian dalam rekrutmen pendamping haji, kata Kaswad Sartono tidak hanya ujian adminsitrasi.
Melainkan, lanjut Kaswad Sartono, juga dilakuman ujian CAT online, wawancanra dan mengikuti pelatihan selama 10 hari.
"Jadi, karena ini adalah rekrutmen yang akan melayani jamaah haji Sulsel sebanyak 7.789, maka rekrutmen (petugas atau pendamping) jamaah haji ini tidak main-main," jelasnya.
Tudingan miring terhadap proses rekrutment yang dianggap sarat nepotisme itu dilontarkan sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Pemudan Mahasiswa Nusantara saat berunjukrasa di depan kantor Kementrian Agama (Kemenag) Sulsel, Jl Nuri, Kecamatan Mariso, Makassar, Selasa (2/7/2019) siang.
"Kami meminta Kakanwil Sulsel (Haji Anwar Abubakar) agar melakukan perekrutan ulang petugas haji karena kami melihat yang telah direkrut ini adalah keluarga dari Kakanwil itu sendiri," kata Kordinator Aksi, Ahmad Pataruddin Attar.
Mereka (pengunjukrasa) menuding petugas kloter bernama Yusrin yang merupakan kepala KUA Rappocini merupaka kerabat Kakanwil Kemenag Sulsel (Anwar Abubakar).
Begitu juga dengan staf Kemenag Gowa, Asia Abubakar yang diangkag menjadi petugas non kloter. Asia Abubakar kata pengunjukrasa merupakan adik Anwar Abubakar.
Kemenag Sulsel melakukan rekrutmen terhadap Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Petugas TPIH dan PPIH nantinya digabung dengan petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang direkrut melalui Pusat Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Kementrian Kesehatan RI.
Terdapat lima petugas menyertai jamaah calon haji (JCH) dalam satu kloter. Kelima petugas kloter itu, masing-masing seorang ketua kloter (TPHI), pembimbing ibadah (PPHI) dan dan petugas kesehatan (TKHI).