Ahli Gizi Bantah Pernyataan Krisdayanti yang Ungkap Rahasia Awet Mudanya dengan Suntik DNA Salmon
Krisdayanti membeberkan berbagai perawatan yang ia jalani agar tetap cantik. Salah satunya dengan rutin melakukan perawatan DNA Ikan Salmon.
TRIBUN-TIMUR.COM-Di usianya yang telah menginjak 44 tahun, penyanyi Krisdayanti tetap tampil cantik dan awet muda.
Melalui tayangan program Ngopi Dara di YouTube TransTV Official, Kamis (20/6/2019), Krisdayanti mengungkapkan rahasia agar bisa awet muda.
Istri Raul Lemos ini pun membeberkan berbagai perawatan yang ia jalani agar tetap cantik. Salah satunya dengan rutin melakukan perawatan DNA Ikan Salmon.
"Mimi setelah melakukan treatment tambah cantik. Jadi itu rahasia mimi? Ikan-ikan mahal yang ada di lautan sana?" tanya pemandu acara Ngopi Dara, Jessica Iskandar, seperti dikutip Kompas.com, Senin (24/6/2019). "Jadi itukan memang untuk brightening. Pakai DNA dari ikan salmon," ujar Krisdayanti.
KD menjelaskan, tubuh manusia selain membutuhkan karbohidrat, juga memerlukan lemak omega 3. Salah satu ikan yang kaya dengan kandungan itu menurut KD adalah salmon.
"Karena tubuh kita kan selain karbohidrat. Kita juga butuh lemak dari Omega itu. Makanya pakai DNA salmon," kata Krisdayanti.
Perawatan itu umumnya dilakukan dengan teknik injeksi. Dokter kecantikan yang menangani istri Raul Lemos itu mengatakan bahwa untuk kondisi kulit Krisdayanti, ia menyarankan perawatan tersebut dilakukan sekali setahun saja.
Namun benarkah DNA ikan salmon bisa bikin awet muda?
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum selaku dokter ahli nutrisi secara terang-terangan membantah pernyataan sang diva.
"Hoaks ya, DNA ikan beda dengan DNA manusia," ujar Tan menanggapi pernyataan KD tersebut.
Tan menegaskan, omega 3 diperoleh dengan cara dikonsumsi dagingnya, bukan dengan dioleskan ke wajah apalagi suntik DNA ikan.
Dia juga memperingatkan, ikan laut yang kaya omega 3 sebaiknya tidak digoreng karena dapat mengubah lemak menjadi akrilamida dan Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
Akrilamida merupakan senyawa organik yang berpotensi mengancam kesehatan karena dapat menyebabkan kanker atau karsinogenik.
Sementara PAH terdiri dari beberapa rantai siklik aromatik dan bersifat hidrofobik. PAH tertentu ada yang bersifat karsinogenik atau memicu kanker.