Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wajo Langganan Banjir, Pemkab Salahkan Hujan, Caleg Terpilih: karena Tambang

Danau Tempe yang berada di sisi barat Kabupaten Wajo adalah muara dari dua sungai di Sulawesi Selatan

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Imam Wahyudi
hardiansyah/tribunwajo.com
Aktivitas masyarakat di Kabupaten Wajo ditengah banjir, Kamis (13/6/2019). 

TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Saban musim hujan, Kabupaten Wajo pasti banjir.

Seringnya banjir di daerah ini memunculkan anekdot di masyarakat; "sekalipun Wajo tak hujan, bisa juga tiba-tiba banjir. Begitu luar biasanya Wajo".

Anekdot tersebut tak keliru. Danau Tempe yang berada di sisi barat Kabupaten Wajo adalah muara dari dua sungai di Sulawesi Selatan, yaitu Sungai Walennae dan Sungai Bila.

Bila instensitas hujan tinggi di hulu masing-masing sungai tersebut, setidaknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo mencatat ada 39.623 jiwa yang terancam banjir di 8 kecamatan, itu belum termasuk Kecamatan Keera dan Pitumpanua yang berada di utara.

Belakangan, banjir yang berkali-kali datang tersebut tak pernah disikapi dengan serius oleh pemerintah setempat. Saban banjir, pemerintah cuma menyebutnya akibat dari curah hujan yang tinggi dan banjir kiriman dari kabupaten tetangga.

Caleg DPRD Kabupaten Wajo terpilih periode 2019-2024, Herman Arif menuding pemerintah enggan jujur menyebut akar masalahnya, yakni kerusakan lingkungan!

"Sebaiknya pemerintah jujur saja, banjir yang berkali-kali datang ini akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas tambang di beberapa sungai," kata salah satu aktivis di Kabupaten Wajo, Herman Arif kepada Tribun Timur, Kamis (13/6/2019).

Apa yang dikatakan mantan Presiden BEM STIH Lamaddukelleng Sengkang tersebut berdasar. Tercatat, sejak Pemerintah Kabupaten Wajo menetapkan status tanggap darurat bencana pada Sabtu (8/6/2019) lalu, hingga Kamis (13/6/2019), sudah ada 9 kecamatan yang terdampak banjir.

Di Kecamatan Pitumpanua, dalam rentang kurung waktu yang disebutkan di atas, sudah dua kali banjir melanda.

Bahkan, tanggul di bantaran sungai di Desa Tanrongi jebol, dan banjir pun menggenangi pemukiman warga serta area perkebunan.

"Ini akibat tambang golongan C di Desa Lacinde dan Desa Tanrongi mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga air tidak melewati jalur seharusnya tapi meluap ke pemukiman warga dan lahan pertanian," katanya.

Terpisah, Wakil Bupati Wajo, Amran menyebutkan, banjir di Kabupaten Wajo kali ini memang karena tingginya curah hujan di Kabupaten Wajo serta Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap.

Namun, dirinya pun tak menampik, adanya pendangkalan sedimentasi di beberapa sungai, juga di Danau Tempe adalah musabab dari bencana tahunan tersebut.

"Endapan sedimentasi Danau Tempe sangat tinggi, itulah makanya dilakukan revitalisasi atau pengerukan, tentu itu juga tidak lepas dari aktivitas di hulu sungai, sehingga endapan sedimen itu cukup tinggi," katanya.

Menurutnya, beberapa yang menjadi faktor adalah masalah tambang, juga soal penggundulan hutan di hulu sungai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved