Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menteri Keuangan Sebut Ekonomi Turun karena Perang Dagang, Ini Reaksi Anggota Fraksi Gerindra

Dalam rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta Selasa (11/6/2019), anggota DPR RI

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
RILIS Bambang H
Anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Bambang H 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah menghadiri rapat paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, untuk menyampaikan tanggapan terhadap pandangan fraksi, atas kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020.

Dalam rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta Selasa (11/6/2019), anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Bambang H mengatakan, pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, terkait ekonomi Indonesia adalah hal yang tidak tepat.

"Menteri Keuangan mengatakan ekonomi turun gara-gara perang dagang, kami tidak sependapat dengan hal ini," kata Bambang dalam rilisnya Rabu (12/6/2019).

Baca: 6 Legislator Gerindra Sulsel dari Generasi X, Vonny Wakili Milenial

Baca: Gerindra Gowa Tunggu Petunjuk DPP Soal Calon Pimpinan DPRD

Baca: ALASAN Kubu 01 Sebut Kemungkinan Gerindra Bergabung Koalisi, Moeldoko: Sangat Mungkin

Dia menjelaskan dari perang dagang AS-China tersebut, ada banyak industri manufaktur di China yang terdampak dengan pajak impor yang diberlakukan Amerika Serikat sebesar 30 persen.

Hal ini membuat pabrik atau industri manufaktur pindah ke negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Kamboja hingga Malaysia, yang sudah mengambil kesempatan.

Karena negara Asia Tenggara tidak masuk dalam ritual yang dilakukan oleh Amerika, termasuk Indonesia.

“Tapi kenapa Indonesia tidak memanfaatkan peluang tersebut. Padahal Indonesia seharusnya bisa menangkap kesempatan ini," ujarnya.

"Pemerintah harus bisa memanfaatkan ini, kalau dilihat kan Vietnam saja kuartal I-2019 industrinya meningkat 86% dimana lima puluh persennya bersumber dari China akibat imbas dari perang dagang (trade war)," jelas Bambang menambahkan.

Bambang menyebut, DPR tidak sependapat dengan pernyataan yang disampaikan Sri Mulyani dan Darmin, terkait ekspor Indonesia yang mengalami penurunan juga pertumbuhan ekonomi akibat perang dagang AS-China.

Menurut dia, sebenarnya perang dagang tersebut mengorbankan China, tetapi memberi peluang terhadap negara ASEAN termasuk Indonesia.

Vietnam saat ini hanya mempunyai 14 juta tenaga kerja, sedangkan Indonesia memiliki 200 juta tenaga kerja serta bahan baku yang cukup banyak. Jadi sebenarnya peluang Indonesia lebih besar daripada Vietnam.

Bila dikatakan perang dagang AS-China penyebab ekspor Indonesia menurun sebenarnya tidak benar, karena ekspor Indonesia ke Amerika mengalami kenaikan.

“Saya sampaikan, 2014 nilai ekspor Indonesia ke AS sebesar 16 milyar USD dan di tahun 2018 mencapai 18,4 miliar USD. Sedangkan ekspor Indonesia ke China 2012 sebesar 18,4 miliar USD. Di 2018 mencapai 27,13 miliar USD," katanya.

”Jadi apa yang dikatakan Menkeu dan Menko Ekuin itu adalah tidak benar, ini pembohongan terhadap masyarakat, ini hoax," ujarnya. (tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad

Langganan Berita Pilihan 

tribun-timur.comdi Whatsapp 

Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Dapatkan news video terbaru di kanal YouTube Tribun Timur:

Follow juga akun Instagram tribun-timur.com:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved