Tiba di Palu, Obor Paskah Nasional 2019 Langsung Diarak Menuju Poso
Obor tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional, Pendeta Alma Shephad Supit.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Ansar
TRIBUNPALU.COM, PALU - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate menerima secara sombolis Obor Paskah Nasional 2019 di Kantor Gubernur Sulteng, Rabu (8/5/2019).
Obor tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional, Pendeta Alma Shephad Supit.
Obor Paskah 2019 ini, dilepas dari Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara menuju Jakarta.
Baca: BTNKT Tojo Una-una Sulteng Amankan lima Pelaku Ilegal Fishing
Baca: Sulteng Bergerak Pertanyakan Dana Jadup untuk Korban Bencana
Dari DKI Jakarta, dilepas secara langsung oleh Gubernur Anis Baswedan untuk dibawa menuju Kota Palu.
Pantauan Tribunpalu.com, obor tersebut diarak keliling Kota Palu, kemudian langsung dibawa menuju lokasi pelaksanaan Paskah Nasional 2019 di Tentena, Kabupaten Poso.
Paskah Nasional sendiri sebelumnya sudah dilaksanakan sebanyak 14 kali yang mulai digelar tahun 2005.
"Enam kali berturut-turut dilaksanakan di Jakarta, tetapi masuk pelaksanaan yang ke 7, kami mulai masuk ke daerah lain," ujar Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional, Pendeta Alma Shephad Supit.
Sebelumnya kata Alma, Paskah Nasional 2018 dilaksanakan di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.
"Dari sanalah diputuskan perayaan paskah nasional 2019 digelar di Sulawesi Tengah, dengan Kabupaten Poso sebagai pusat pelaksanaan," jelasnya.
Baca: Bekali Generasi Muda Ilmu Agama, Kodam Hasanuddin Gelar Lomba Dakwah
Berkaitan dengan pasca pelaksanaan pemilu 2019, menurut Alma tentu banyak permasalahan yang diakibatkan oleh pelihan berbeda.
Sehingga kata dia, melalui pelaksanaan paskah ini, bisa melahirkan perdamaian.
Itu sebabnya penyelenggara mengusung tema "Junjung Paskah Nasional dengan Sintuwu Maroso".
Atau dalam arti bahasa indonesia ialah barsatu kita teguh.
"Kita berharap, melalui paskah nasional ini bisa mengangkat nama daerah poso ," jelasnya.
Alma menjelaskan, jika dulunya poso dikenal dengan daerah konflik, maka melalui kegiatan ini bisa menunjukkan bahwa poso merupakan daerah aman dan damai.