Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tren Ekspor Komoditas Pertanian Asal Mamuju Sulbar Meningkat

Provinsi ke-32 di Indonesia ini juga telah memiliki Pelabuhan Belang-Belang yang menjadi pintu ekspor bagi pulau Sulawesi kawasan timur di Indonesia

Editor: Imam Wahyudi
Biro Humas dan Informasi Publik
Bupati Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat, Agus Ambo Djiwa, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Ali Jamil PhD, dan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju drh Akhmad Alfarabi saat pelepasan ekspor komoditas pertanian Sulbar 2019. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PASANGKAYU - Pelabuhan Dermaga Tanjung Bakau menjadikan Kabupaten Pasangkayu sebagai salah satu pintu gerbang ekonomi di Sulawesi Barat.

Provinsi ke-32 di Indonesia ini juga telah memiliki Pelabuhan Belang-Belang yang menjadi pintu ekspor bagi pulau Sulawesi kawasan timur di Indonesia. Fasilitas yang strategis ini sangat menguntungkan, khususnya bagi pelaku agribisnis termasuk petani.

"Tidak perlu waktu lama, setelah dipanen, di produksi dalam waktu kurang dari satu minggu produk olahan pertanian terkirim ke manca negara," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil, saat melepas ekspor RBD Olein Palm sebanyak 15.000 mt senilai Rp 107,5 miliar tujuan Cina di Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu (27/4/19).

Jamil mengapresiasi upaya yang dilakukan pelaku usaha di Pasangkayu dalam hal ini PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) yang telah menjual produk pertanian bukan dalam bentuk mentah namun diolah sebelumnya. Jamil juga menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian telah meluncurkan produk asal Sawit berupa biodiesel B100.

Kedepan, kita dukung pemerintah untuk menjadikan produk sawit sebagai sumber energi tidak saja bagi dalam negeri tapi juga dunia.

"Ditengah tekanan harga sawit di pasar global saat ini, kedepan peluang sebagai sumber energi, biodiesel terbuka. Hilirasi produk pertanian tentunya sangat kita dukung agar dapat memberi nilai tambah bagi pelaku industri dan juga petani," ujarnya, melalui rilis  Biro Humas dan Informasi Publik Kementan RI ke tribun-timur.com. 

Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Akhmad Alfaraby menyampaikan data ekspor PT TSL yang tercatat pada sistem otomasi data karantina, IQFAST di tahun 2018 yakni RBD Palm Olein sebanyak 74,8 MT tujuan Cina senilai Rp. 1,046 milyar.

Sementara selama kurun waktu Januari hingga minggu ke-2 April 2019 telah melakukan 14 kali eksportasi dengan total 111,06 MT tujuan Cina senilai Rp. 773,3 milyar. Juga eksportasi Cangkang Sawit sebanyak 8.490,695 MT senilai Rp. 49,7 miliar tujuan Jepang milik PT Jambi Nusantara.

Kenaikan ekspor khususnya sawit dan olahannya yang cukup signifikan terlebih setelah permasalahan Sanitary and Phytosanitary (SPS) antara Indonesia dan Cina terkait sawit sehingga pintu ekspor ditutup di tahun 2016. Namun dengan upaya harmonisasi protokol karantina kedua negara yang berhasil dilakukan kini kembali menggeliat masuk ke Cina sebagai potensi pasar dengan jumlah penduduk yang besar.

Sebagai komoditas wajib periksa karantina, jajaran Karantina Pertanian di Wilayah Kerja Pasangkayu melakukan tindakan karantina guna memberikan jaminan dan kesehatan produk sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor. "Sertifikat Kesehatan Tumbuhan, atau Phyosanitary Certificate (PC) akan menyertakan produk pertanian kita agar dapat diterima di pasar global," tambahnya.

Bupati Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa menyampaikan apresiasinya atas program pembangunan pertanian oleh Kementan diwilayahnya. Dengan potensi utama berupa hasil perkebunan, khususnya Sawit dan Kakao menjadi pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten ini Rp. 50 juta per tahun, paling tinggi diantara kabupaten di Sulawesi Barat lainnya yang rata-rata Rp. 36 juta per tahun. Berdasarkan data, komoditas pertanian unggulan ekspor lainnya adalah kambing potong, sarang burung walet dan pisang. Agus juga menyampaikan masih banyak potensi yang dapat digali di daerahnya, terlebih dengan adanya fasilitas strategis berupa pelabuhan dermaga sebagai pintu ekspor.

Sejalan dengan harapan Bupati Pasangkayu, pada kesempatan yang sama Kabarantan mensosialissasikan Aplikasi yang dibangun oleh Kementan melalui Barantan, I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports). Aplikasi ini diluncurkan oleh Menteri Pertanian diawal tahun 2019 dan terus disosialisasikan kepada pemimpin daerah diseluruh Indonesia. Tujuan aplikasi tersebut adalah memudahkan pemerintah daerah dalam memantau potensi pertanian yang ada di daerahnya agar dapat dikembangkan lebih baik. Aplikasi berisi data potensi pertanian, update secara real time termasuk keterangan asal daerah dan tujuan negara ekspornya.

"Dalam waktu dekat, Barantan segera memberikan aplikasi IMACE agar makin meningkat jumlah, nilai dan tujuan negara ekspor dari Sulawesi Barat khususnya asal Mamuju," tutup Jamil.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved