Pilpres 2019
Demokrat Tarik Kader dari BPN, PKS Percaya Quick Count, Benarkah Kubu Prabowo Kini Pecah Kongsi?
-Isu pecah kongsi mulai mencuat di kubu pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Demokrat Tarik Kader dari BPN, PKS Percaya Quick Count, Benarkah Kubu Prabowo Kini Pecah Kongsi?
TRIBUN-TIMUR.COM-Isu pecah kongsi mulai mencuat di kubu pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Isu tersebut mulai tampak pascasejumlah lembaga survei menyatakan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin sebagai pemenang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
Indikasi munculnya isu tersebut usai Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kader dan pejabat partai meninggalkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi.
Selain itu, salah satu partai koalisi lainnya, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mengaku percaya terhadap hasil quick count.
Tentu hal tersebut berbeda dengan sikap Prabowo Subianto yang menolak hasil quick count tersebut.
Hal itu dijelaskan oleh Pengamat Poltik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, dalam wawancara dengan Tribun di Jakarta, Jumat (19/4/2019).
"Saya melihat Demokrat ini kan menjunjung tinggi politik santun ya. Dengan adanya surat dari Pak SBY itu sebenarnya sudah menunjukkan bahwa mereka sudah tidak sepakat," ujar Adi Prayitno.
Menurutnya, Demokrat sedari awal tidak total alias setengah hati dalam memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres bernomor urut 02 tersebut.
Sehingga, sangat memungkinkan bagi mereka, berposisi sebagai partai netral seperti pada 2014 lalu.
Baca: Terungkap Sakit yang Diderita Sandiaga Uno hingga Lesu saat Dampingi Prabowo dalam Deklarasi Menang
"Kemarin itu, kalau tidak terganjal aturan, Demokrat pasti akan netral. Tapi undang-undang mengharuskan untuk mengusung dan mendukung pasangan capres dan cawapres," tuturnya.
Bukan hanya itu, lanjut Adi Prayitno, saat ini Pemilu sudah selesai.
Semua partai politik saat ini sibuk mengamankan suara agar calon legislatif bisa masuk ke parlemen.
Apabila, kubu 02 menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi, maka partai koalisi dinilai tidak akan fokus jika hasil hitung sesungguhnya atau real count dari KPU nantinya menunjukkan selisih perolehan suara lebih dari 4 persen.
"Kalau masih dua persen masih semangat lah. Tapi kalau sudah di atas empat persen, enggak lah. Partai akan menyelamatkan diri masing-masing. Pemilu sudah selesai. Tinggal tunggu hasil KPU saja sebenarnya," tegasnya.