Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rahmat, Wisudawan Berprestasi Ponpes IMMIM Putra Moncongloe Maros yang Jago Matematika

Berkat kecerdasannya dalam mata pelajaran matematika, Rahmat bahkan dibebaskan dari biaya nyantri di Ponpes IMMIM.

Penulis: Amiruddin | Editor: Imam Wahyudi
amiruddin/tribun-timur.com
Wisudawan berprestasi Ponpes IMMIM Putra Moncongloe Maros, Rahmat Esar Salsabil (19). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 108 santri Pondok Pesantren (Ponpes) IMMIM Putra Moncongloe, Maros diwisuda, Sabtu (13/4/2019) kemarin.

Wisuda digelar di Kampus II Ponpes IMMIM, Jl Poros Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.

Salah seorang yang diwisuda, yakni Rahmat Esar Salsabil (19).

Putra pasangan Ihram dan Kamlah tersebut, merupakan salah seorang wisudawan berprestasi Ponpes IMMIM Putra Moncongloe.

Sejak mengenyam pendidikan di Ponpes IMMIM, Rahmat Esar Salsabil dikenal sebagai salah seorang santri yang jago metematika.

Berkat kecerdasannya dalam mata pelajaran matematika, Rahmat bahkan dibebaskan dari biaya nyantri di Ponpes IMMIM.

"Sejak masuk IMMIM hingga wisuda, saya tidak pernah membayar biaya SPP. Bahkan sejak masuk pun saya dibebaskan dari uang pangkal, karena dianggap berprestasi sejak SD oleh pihak Ponpes IMMIM," kata Rahmat Esar Salsabil, kepada tribun-timur.com, Minggu (14/4/2019) siang.

Saat nyantri di Ponpes IMMIM Putra Moncongloe, sulung dari empat bersaudara itu kerap kali mengikuti lomba matematika.

Seperti mewakili Provinsi Sulawesi Selatan dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), juara lomba matematika di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juara dalam berbagai lomba matematika di Sulsel lainnya.

Bahkan, alumni IMMIM kelahiran Makassar, 17 Maret 2000 itu pernah mengikuti lomba matematika di Singapura.

"Untuk belajar matematika, sebenarnya sama dengan mata pelajaran lainnya. Dibutuhkan ketekunan dan keyakinan, jika kita bisa seperti orang lain yang handal dalam suatu bidang studi," ujarnya.

Mondok di pesantren kata dia, membuatnya merasakan begitu banyak suka maupun duka.

"Pesantren mengajarkan kita kebersamaan, persaudaraan, kemandirian, dan yang pasti selain ilmu pengetahuan umum, juga dibarengi dengan ilmu agama. Kalau dukanya, hanya tinggal terpisah dari keluarga," ujarnya.

Pasca diwisuda, warga Jl Yos Sudarso, Kota Makassar itu, berencana melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

"Rencananya sih ke Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Institut Teknologi Surabaya. Saya mau jadi ahli tenaga listrik, makanya ingin lanjut ke jurusan teknik elektro," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved