Kenal Lebih Dekat Febrianto Wijaya, Mantan Pemain PSM Caleg Demokrat DPRD Mamuju
Anto juga dikenal sebagai pria yang aktif menggalang pemuda di Kabupaten Mamuju, untuk berkreasi baik dalam dunia bisnis atau event.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Febrianto Wijaya, mantan pemain sepakbola yang pernah memperkuat PSM Makassar, kini sukses dalam dunia politik.
Anto, sapaannya, kini duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamuju. Ia bertekad untuk kembali memperjuangkan aspirasi rakyat melalui pencalonan DPRD Mamuju di Pemilu 2019.
Tahun 2018 lalu, legislator Demokrat itu dipercaya oleh manajemen PSM Makassar, menjadi Direktur Akademi PSM Makassar yang dipusatkan di Mamuju.
Anto juga dikenal sebagai pria yang aktif menggalang pemuda di Kabupaten Mamuju, untuk berkreasi baik dalam dunia bisnis atau event.
Hampir seluruh aktivitasnya, bermuara bagaimana masyarakat khususnya generasi muda dapat menyalurkan bakat mereka.
Tapi tak banyak yang tahu jika Anto pernah juga merasakan bagaimana terpuruk menjadi keluarga yang tidak mampu.
Bahkan untuk menutupi kebutuhan, keluarganya berdagang kue di Kabupaten Mamuju.
"Saya ini berasal dari keluarga yang menggeluti bidang ekonomi. Masa lalu keluarga saya itu adalah pengumpul coklat, kopra dan cengkeh. Pada waktu itu kita pernah terpuruk akhirnya kita menjual nasi kuning dan kue," kata Febrianto kepada Tribun-Timur.com, di Mamuju, Rabu (10/4/19) siang.
Ketekunan dan kesabaran menjalani kehidupan yang pas-pasan, menjadi pelajaran yang sangat berarti bagi Anto, untuk mendorongnya selalu berbuat sesuatu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Mamuju.
"Sehingga keluarga saya bangkit menjadi kontraktor profesional yang ada di Mamuju, berkembang sampai mempunyai dua hotel satu mall, itu sendiri adalah hasil dari ketekunan," begitu kata Anto.
Di Pemilu tahun ini, Anto kembali bertarung di Dapil I Kecamatan Mamuju melalui Partai Demokrat nomor urut 2.
Mengawal clean and clear governance dan kebijakan pemerintah atas pembangunan infrastruktur desa dan kota menjadi visi yang akan dilanjutkannya.
"Harapan saya untuk warga kota Mamuju terpenuhi semua hak dan sejahtera, kemudian pembangunan kotanya maupun desa semakin baik dari tahun ke tahun," tuturnya.
Pertanian dan nelayan juga menjadi konsen, begitu juga memperjuangkan pelaku ekonomi kreaatif dan pelaku UMKM, terpenuhinya hak olahragawan seni budaya dan kepemudaan.
Anak pertama dari tiga bersaudara itu mempunyai filosofi hidup, selain tekun, harus selalu menjaga kualitas, tentu bicara kejujuran dan pengabdian.
"Konon, kakek saya itu yang diceritakan bapak saya, bahwa biar mau runtuh, hancur, bagus, dan mau istimewa Kota Mamuju jangan pernah tinggalkan. Kasih besar pengabdianmu untuk membangun kotamu tercinta, dimana bumi berpijak disitulah kamu junjung," kenang pria yang lahir 20 Februari 1989 itu.