Beredar Percakapan di Grup WA Agar Kepala Puskesmas Tak Terima Eks Honorer RSUD Siwa
Salah satu yang berhasil Tribun Timur ajak berkomunikasi adalah L. Menurutnya, pasca menyatakan mengundurkan diri bersama dengan 119
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-WAJO.COM, PITUMPANUA - Bagaimana nasib tenaga honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siwa yang mengundurkan diri?
Salah satu yang berhasil Tribun Timur ajak berkomunikasi adalah L. Menurutnya, pasca menyatakan mengundurkan diri bersama dengan 119 tenaga honorer lainnya, dirinya masih tetap memperjuangkan hak mereka di RSUD Siwa.
"Isi tuntutan pegawai honorer RSUD Siwa, gaji yang layak dan merata sesuai UMR dalam bentuk MoU (perjanjian kerja) tanpa membedakan masa kerja," kata L, Rabu (3/4/2019).
Diketahui, upah tenaga honorer di RSUD Siwa bervariasi. Berkisar Rp 100.000 hingga Rp 250.000. Ada yang mendapat Rp 500.000, kata L, tapi itu yang sudah agak lama bekerja.
Di tengah solidaritas yang tengah dibangun oleh para tenaga honorer tersebut, pihak manajemen RSUD Siwa justru melakukan negosiasi ke sebagaian honorer.
"Masih bertahan, maunya teman-teman dipanggil secara keseluruhan, tapi ini malah hanya sebagian, itupun melalui telepon pribadi," katanya.
Bahkan, dari angka 120 tenaga honorer yang disebutkan L, tersisa 109 orang yang masih kukuh untuk 'melawan' pihak manajemen RSUD Siwa yang dianggap tak 'berprikemanusian' mengupah tenaga honorer.
Bahkan, sebuah potongan percakapan dari grup WhatsApp beredar di kalangan tenaga honorer yang mengundurkan diri.
Isinya, sebuah seruan untuk memboikot para tenaga honorer yang memilih keluar dari RSUD Siwa, apabila hendak melamar kerja di Puskesmas-puskesmas se-Kabupaten Wajo.
Potongan percakapan tersebut begini: "Tabe TS semua, tdi pagi tenaga non pns dri rsud siwa resign sebanyak 115 org,,, utk itu direktur rsud siwa meminta kepada tmn2 kapus smua utk tdk menerima tenaga yg resign tsb."
Direktur RSUD Siwa, Armin yang berusaha dikonfirmasi Tribun Timur sampai berita ini diturunkan belum memberikan penjelasan terkait potongan percakapan di grup WhatsApp tersebut.
Senada dengan L, salah satu tenaga honorer RSUD Siwa yang juga mengundurkan diri dan berhasil dihubungi Tribun Timur, U, saat ini dirinya belum memikirkan akan melakukan apa pasca mengundurkan diri dari RSUD Siwa.
Dirinya mengaku masih menunggu kejelasan dari pihak manajemen RSUD Siwa terkait kejelasan nasibnya bersama teman-temannya.
"Masih berusahaki semua perjuangkan hakta. Melawanki memang karena hak ta ini dituntut, berbagai cara nalakukan orang kantor (RSUD Siwa) biar menyerahki sama ini aksi tapi tidak goyahki, semangat terus," katanya.
Namun, kemungkinan terburuk yang bisa didapatkan dadi aksi penuntutan hak mereka ke pihak RSUD Siwa adalah tetap tak dibekerjakan kembali. Olehnya, U berencana bakalan mencari kerja ditempat lain.
"Kalau sudah tidak, yah cari kerjaan lain," katanya.
Namun, U belum mengetahui kabar terkait beredarnya potongan percakapan grup WhatsApp yang meminta setiap Puskesmas untuk tidak merima para eks tenaga honorer RSUD Siwa. (TribunWajo.com)
Laporan wartawan Tribun Timur, @dari_senja