Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Malam Ini, Sanggar Batara Maru' Maros Pentaskan Karya Tari

Sanggar Batara Maru' yang berdiri sejak 1 September 2006, dan telah melahirkan banyak pelaku seni dan karya kesenian.

Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/ANSAR
Seninman Sanggar Batara Maru' Kabupaten Maros, saat berada di studio Maros FM komplek Pemkab. 

TRIBUN-MAROS.COM, TURIKALE - Sanggar Batara Maru' Kabupaten Maros bakal melakukan pementasan gelar karya tari.

Pentas bertajuk 'Passompe' tersebut bertema 'Menapak Identitas Passompe' di Era millenial.

Pentas seni akan berlangsung di Gedung Serbaguna Kabupaten Maros, Sabtu (16/2/2019) mulai pukul 20.00 wita malam.

Baca: Profil Princess Mikaela Audry Megonondo Miss Indonesia 2019 dari Jambi, Intip Foto-fotonya

Baca: 4 Fakta Pelajar SMK Somba Opu Gowa yang Gantung Diri

Baca: Joko Driyono Plt Ketua Umum PSSI Jadi Tersangka dan Berikut Daftar Barang Disita

Baca: Siapakah Wanita yang Diduga Dilecehkan Striker Persija Marko Simic? Ciri-cirinya Wanita Indonesia

Pendiri Sanggar Batara Maru' Maros, Haris Mahmud berharap, warga datang untuk meramaikan pementasan seni tersebut.

Sanggar Batara Maru' yang berdiri sejak 1 September 2006, dan telah melahirkan banyak pelaku seni dan karya kesenian.

Anak-anak usia SD direkrut dan diajar kesenian. Sehingga mereka sudah terbekali untuk tetap menjaga budaya sebagai jati diri bangsa.

"Kami merasa sangat bangga dengan akan diadakannya gelar karya Sanggar Batara Maru'. Jarya yang telah dihasilkan dapat diapresiasikan dan diperkenalkan ke warga," kata Haris.

Menurutnya, Passompe' diangkat sebagai ide pokok pada kegiatan karena merupakan salah satu bagian dari identitas warga Bugis-Makassar, sebagai pelaut ulung.

Dalam perantaun, Bugis-Makassar memegang prinsip untuk menjaga tiga ujung atau tallu cappa, yaitu cappa lila (ujung lidah) cappa kaburakneang (ujung kemaluan) dan cappa badi (ujung badik).

"Tallu cappa ini sebagai bekal Bugis-Makassar untuk sukses di negeri rantau," katanya.

Ketua panitia pementasan, Syamsul Bakhtiar Assagaf mengatakan, kegiatan ini sebagai jawaban dan kegundahan para pelaku seni, dengan semakin tergerusnya nilai budaya di era milenial.

"Sematan 'To Ugi-Mangkasara' hanya menjadi simbol semata bagi generasi muda. Melalui kegiatan ini, semoga kebudayaan sebagai identitas, kembali kita dikenali, dipelajari, dikembangkan dan diperkenalkan," katanya.

Sementara executive producer, Suwardi Didin memaparkan, kendala yang dihadapi dalam pengkaryaan, yaitu terkait penggarapan karya, dengan pengaturan waktu yang optimal.

Alasannya, pemain yang memiliki berbagai ragam aktivitas, mereka sekolah, kuliah dan kerja. Sehingga waktu yang digunakan latihan pada malam hari.

"Akan tetapi kendala itu bukan menjadi penghalang dalam berkarya. Karena antusias dari teman-teman sanggar yang sangat besar," katanya.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh para seniman, budayawan, pemerhati seni, serta pemerintah daerah.

Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Follow juga akun instagram tribun-timur.com:

 

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved