Pemain Real Madrid Gareth Bale Terancam Tak Tampil 12 Laga! Gara-gara Perayaan Gol Aneh Berikut Ini
Pemain Real Madrid Gareth Bale Terancam Tak Tampil 12 Laga! Gara-gara Perayaan Gol Aneh Berikut Ini
Pemain Real Madrid Gareth Bale Terancam Tak Tampil 12 Laga! Gara-gara Perayaan Gol Aneh Berikut Ini
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemain Real Madrid, Gareth Bale, terancam hukuman larangan tampil hingga 12 pertandingan.
Ancaman hukuman larangan tampil sebanyak 12 kali ini kontan saja menimbulkan banyak tanda tanya.
Hukuman larangan berlaga mungkin akan diberikan kepada Gareth Bale karena perayaan gol yang dilakukannya mengundang kontroversi.
Baca: Klasemen Liga Spanyol - Real Madrid Bungkam Atletico Madrid, Cuplikan Gol dan Jadwal Barcelona
Baca: Hasil Liga Spanyol - Real Madrid ke Posisi 2 Gusur Atletico Madrid! 2 Kali VAR Diwarnai Protes
Semua bermula dari laga derbi Real Madrid kontra Atletico Madrid pada jornada ke-23 pada Sabtu (9/2/2019) lalu.
Musababnya ketika Gareth Bale mencetak gol ketiga dan membuat Real Madrid menang 3-1.
Setelah mencetak gol, Bale kemudian melakukan selebrasi dengan menempelkan telapak tangan kiri di perpotongan siku kanan.
Sementara tangan kanan Gareth Bale digerakkan turun untuk menjepitnya.
Maknanya Kasar
Gestur ini di publik Spanyol atau Liga Spanyol biasa disebut dengan "Corte de Mangas".
Ternyata perayaan gol tersebut memiliki makna kasar, dan ada unsur kesengajaan diarahkan ke para pendukung Atletico Madrid.
Baca: Barcelona Tertahan, Liga Spanyol Kembali Ketat! Real Madrid Terpaut 6 Angka, Solari Optimistis
Baca: Hasil Liga Champions - Video Gol Ajax Dipermalukan Real Madrid, Tottenham Hotspur Cukur Dortmund
Pihak La Liga Spanyol kemudian menyelidiki hal ini dan mengatakan bisa menjatuhkan hukuman empat sampai 12 laga dilarang berlaga untuk Bale.
Meski begitu, kasus perayaan gol Gareth Bale yang terancam hukuman 12 laga ini menuai banyak tanda tanya.
Pada awalnya pihak otoritas Liga Spanyol melaporkan hal ini ke Komite Kompetisi, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Biasanya, langkah yang diambil pihak liga untuk kejadian semacam ini adalah melaporkan ke Komite Anti-kekerasan yang hampir semua kasusnya berujung pada sanksi denda, bukan larangan berlaga.