RILIS
Mentan Andi Amran Sulaiman Beberkan Solusi Kemitraan Petani Jagung dan Peternak Unggas
Menteri Pertanian ( Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan secara tegas, pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK)
TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Pertanian ( Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan secara tegas, pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) terus berkomitmen meningkatkan produksi jagung nasional sehingga kebutuhan jagung dalam negeri khususnya untuk peternak unggas mandiri tidak lagi mencukupinya dari impor.
Namun demikian, Indonesia justru dapat meningkatkan volume ekspor.
“Solusi permanen bagi kemitraan petani jagung dan peternak unggak merupakan kunci dalam mewujudkan swasembada jagung nasional dan peningkatan volume ekspor tersebut, sekaligus memenuhi kebutuhann pakan ternak,” kata Mentan, Andi Amran Sulaiman saat melakukan panen raya jagung di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Rabu (6/2/2019), melalui siaran pers (rilis) Kementan RI yang diterima, Kamis (7/2/2019).
Andi Amran Sulaiman membeberkan solusi permanen sangat penting dalam memotong rantai pasok yang selama ini masih panjang sehingga menyebabkan kelangkaan stok dan melonjaknya harga jagung yang tidak wajar.
Mengatur lokasi antar wilayah produsen jagung dengan peternak menjadi sangat penting, sehingga rantai distribusi jagung menjadi lebih efisien efisien.
Baca: Rocky Gerung Kini Dukung Jokowi? Lihat Kejadian Tak Disangka di Sela ILC TV One, Tak Ada di TV
Baca: Diduga Begini Cara ATKP Makassar Kelabui Keluarga Aldama Putra Pangkolan yang Tewas di Tangan Senior
Baca: Ketika Agum Gumelar Ditugasi Benny Moerdani Selidiki Jenderal Polisi yang Dicurigai Anggota PKI
“Pada kasus hari ini Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Blitar. Distribusi jagung dari produsen ke konsumen sangat efisien sehingga tidak ada lagi alasan stok jagung untuk pakan petenak unggas mandiri itu langka. Harga jagung di tingkat petani pun tidak jatuh ketika panen,” kata Andi Amran Sulaiman.
Solusi kedua, kata Andi Amran Sulaiman menyambung, Kementan akan mendorong Bulog untuk berperan sebagai satu-satunya perantara.
Bulog harus segera menyerap jagung dengan harga yang menguntungkan petani dan menjamin stok untuk kebutuhan peternak unggas mandiri.
"Sesuai arahan Presiden Jokowi, harga jagung di tingkat petani tidak boleh di bawah Rp 3.150 per kg. Bulog diminta menyerap jagung petani. Artinya, ada kepastian jagung petani diserap dengan harga yang menguntungkan dan hasilnya dikirim langsung ke peternak unggas mandiri dengan harga yang stabil,” ujarnya.
Ketiga, harga jagung harus dibuat berdasarkan kesepakatan antar ketiga pihak yakni petani, Bulog dan peternak unggas mandiri. Stok dan harga jagung tidak lagi dipermainkan tengkulak sehingga karut marut harga jagung tidak lagi terjadi.
"Ini semua untuk rakyat, bukan untuk tengkulak. Kami tidak ingin dipermainkan. Ini solusi konkret dan permanen," kata Andi Amran Sulaiman menegaskan.
Keempat, kata Andi Amran Sulaiman menyebutkan, untuk mendukung kesepakatan tersebut, Kementan membantu fasilitasi benih, pupuk, dryer (mesin pengering – red) dan corn harvester (mesin panen jagung).
Kementan telah mengalokasi anggaran yang cukup besar untuk kegiatan dari budidaya hingga pasca panen.
“Ini merupakan solusi permanen dalam rangka mensejahterakan petani jagung dan pemenuhan bahan pakan ternak bagi peternak ayam mandiri. Untuk itu, Model ini akan diduplikasikan ke wilayah lain yang memiliki karakteristik serupa,” kata Andi Amran Sulaiman.
Perlu diketahui, pada kunjungan ini, Andi Amran Sulaiman menyerahkan bantuan sebanyak 20 dryer dengan kapasitas 10 ton per 8 jam.
Selain itu, memberikan bantuan 10 unit traktor roda empat dan sebanyak 5 unit corn harvester.(*)