Hoax Tutut Soeharto 'Kata-katai' Presiden Jokowi yang Gencar Bangun Tol, Begini Faktanya

TRIBUN-TIMUR.COM - Beredar screeshot Tutut Soeharto sentil Jokowi soal proyek pembangunan jalan tol.

Sedang beredar screenshot melalui WhatsApp mirip dari Facebook yang memuat tulisan sentilan kepada Presiden Jokowi yang kini aktif membangun jalan tol di Pulau Jawa dan Sumatera.

Jokowi diminta tak mengklaim dirinya sebagai Bapak Pembangunan karena aktif membangun jalan tol pada masa pemerintahannya.

Gelar itu adalah milik Soeharto, sosok yang berkuasa selama 31 tahun.

Pada bagian akhir tulisan, tertera ajakan untuk mendukung pasangan Capres dan Cawapres RI nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Prabowo Subianto adalah mantan menantu Soeharto.

Baca: Apa Itu Propaganda Rusia yang Diduga Dipakai Prabowo Subianto - Sandiaga Uno? Berikut Penjelasannya

Baca: Ustadz Nur Maulana Akhirnya Putuskan Nikah Lagi atau Tidak Setelah Dapat Dukungan 4 Anaknya

Baca: Gong Xi Fa Cai Bukan Selamat Tahun Baru Imlek, Ternyata Inilah Arti Sesungguhnya, Jangan Salah

Prabowo Subianto sempat menikah dengan Titiek Soeharto, putri Soeharto, namun rumah tangganya hanya mampu bertahan selama 5 tahun.

"Dik Joko Widodo masih kuliah aja."

"Sy sudah bangun tol bersama Hutama Karya."

"Jd klo sekarang nerusin tol” yg ada itu hanya penambahan.."

"Jangan merasa bpk pembangunan dik jokowi."

"Krna bapak pembnguann masih melekat dihati rakyat adalah almarhum HM SOEHARTO. Bkn yg lain..

"Ayo bersatu kmbali dukung no 2. PRABOWO SANDI," begitulah isi tulisan dalam secreenshot itu yang dikutip Tribun-Timur.com saat diterima melalui aplikasi WhatsApp, Selasa (5/2/2019).

Lalu, dalam screenshot itu pula tertulis nama akun itu "TUTUT SOEHARTO" dan menggunakan foto profil benda berwarna merah, bukan foto Tutut Soeharto atau putri mantan Presiden RI, Soeharto.

Namun, di bawah tulisan sentilan itu, ada foto Mbak Tutut, sapaan akrab Tutut Soeharto.

Fakta atau Hoax?

Betulkah ini posting-an dari akun Mbak Tutut?

Setelah dicek di akun fanpage bernama Tutut Soeharto, bukan "TUTUT SOEHARTO", tak ada tulisan seperti dalam screenshot itu.

Hampir dipastikan ini adalah hoax.

Beredar luas di Facebook sejak September 2018 atau 4 bulan lalu.

Namun, dalam screenshot tertulis jika screeshot itu dibuat hanya selang 16 menit setelah tulisan itu di-posting.

Belum diketahui, siapa pembuat hoax ini.

Mari secara bijak mengonsumsi informasi di media sosial.

Presiden Jokowi: Pengkritik Jalan Tol Tak Mengerti Ekonomi Makro

Disalin dari laman Kompas.com, Presiden Jokowi heran terhadap pihak-pihak yang mengkritisi langkah pemerintah mengebut pembangunan jalan tol.

"Silakan ada orang ngomong kepada saya, 'Pak, kita enggak mau makan jalan tol'. Ya kalau enggak ngerti teori ekonomi makro sulit saya menjelaskan," kata Jokowi saat menghadiri silaturahmi dengan paguyuban pengusaha Jawa Tengah, di Semarang Town Square, Semarang, Sabtu (2/2/2019).

"Atau kalau memang benci dan enggak senang, dijelaskan kayak apa, ya enggak nyambung," sambung Jokowi disambut riuh para pengusaha yang hadir.

Jokowi menegaskan, dengan adanya jalan tol, maka distribusi barang hingga mobilitas orang akan menjadi lebih cepat.

Hal tersebut akan berdampak langsung pada perekonomian.

"Kita akan bersaing dengan negara lain, itu akan cepat sekali," kata Capres petahana ini.

Jokowi menyebut, sampai akhir tahun 2018 ini, panjang seluruh ruas tol yang dibangun pemerintah sudah mencapai 782 km.

Baca: Deretan Ucapan Imlek 2019, Gong Xi Fa Cai, Cocok Di-share di WhatsApp, Facebook, Instagram

Baca: Daftar Ucapan Imlek 2019 atau Selamat Tahun Baru Imlek 2019, Silakan Bagikan Silakan

Baca: BTN Tawarkan Rumah Murah, Cicilan Hanya Rp 800-an Ribu Per Bulan, di Sini Lokasinya

Ia mengklaim jumlah itu sudah melampaui waktu pembangunan tol sejak 1978-2014 yang hanya 780 km.

"Akhir tahun ini, hitungan kita akan mendapatkan angka 1.854 km," kata Jokowi yang kembali disambut riuh tepuk tangan dari pendukungnya.

Setelah jalan tol dan infrastruktur lainnya rampung, Jokowi memastikan bahwa pemerintahannya akan masuk pada pembangunan sumber daya manusia secara besar-besaran.(*)