Lahan Kebun Lenyap Akibat Likuifaksi, Warga Sibalaya Sigi Masih Banyak Jadi Pengangguran
Warga Sibalaya, Kecamatan Tanambulava, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga saat ini masih menganggur.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Abdul Humul Faiz
TRIBUN-PALU, PALU - Warga Sibalaya, Kecamatan Tanambulava, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga saat ini masih menganggur.
Mereka terpaksa kehilangan pekerjaannya akibat bencana gempa bumi disertai Likuifaksi yang memporak-porandakan dua desa di Kecamatan Tanambulava pada 28 September 2018 silam.
Ratusan hekatare lahan perkebunan milik warga setempat lenyap seketika akibat pergeseran tanah.

Hal itu diungkapkan salah satu warga Desa Sibalaya Selatan, safrudin (70) saat ditemui Tribunpalu.com, Selasa (29/1/2019).
Safrudin sudah tiga bulan tinggal di huntara milik Badan Usaha Milik Negra (BUMN) Desa Sibalaya Selatan.
Meski bantuan selama di huntara tercukupi, namun kebanyakan penghuni huntara masih kesulitan mendapatkan pekerjaan.
"Bantuan kita anggap lebih, cuman kesulitannya kita di sini yaitu pekerjaan tidak ada," kata Safrudin.
Menurut Safrudin, semua warga di huntara tersebut belum ada pekerjaan pasca gempa karena semua lahan perkebunannya lenyap.
"Sawah, ladang, serta lahan perkebunan lainnya semua hanyut, jadi itu masalahnya kita, mau kerja di mana," keluhnya.
"Mau dapat uang dari mana kita, mau makan gaji juga di mana," tambahnya.
Safrudin berharap agar pemerintah setempat dapat membantu mencari jalan keluar terkait banyaknya pengangguran pascabencana.
"Jadi kalau kita tidak dibantu oleh pemerintah, tidak tahu kita mau bagaimana lagi memenuhi kebutuhan kedepannya," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Warga Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Murniati (40).
Ia berharap ada jalan keluar terkait warga yang lahan perkebunannya lenyap akibat gempa.