Kisah Eka Tjipta Orang Terkaya Kedua di Indonesia, Merantau ke Makassar Berlayar 7 Hari 7 Malam
Kisah Eka Tjipta Orang Terkaya Kedua di Indonesia, Merantau ke Makassar Berlayar 7 Hari 7 Malam
TRIBUN-TIMUR.COM - Duka sedang menyelimuti keluarga Eka Tjipta Widjaja, pemilik Sinarmas Group.
Eka Tjipta Widjaja yang merupakan taipan properti dan raja kertas ini meninggal dunia pada Sabtu (26/1/2019) pukul 19:43 WIB.
Dikutip dari Kompas, kabar duka meninggalnya Eka Tjipta Widjaja ini disampaikan oleh Managing Director Sinar Mas Group Gandhi Sulistyanto dalam pesan singkatnya.
Gandhi Sulistyanto mengungkapkan jenazah Eka Tjipta disemayamkan di Rumah Duka Gatot Subroto Jakarta.
Baca: Buruan, Jakarta-Jogjakarta Mulai Rp 280 Ribu di Sriwijaya Air, Batas Waktu Sampai 1 Februari
Baca: Warning Buat Ibu-ibu, Bahaya Siapkan Susu Formula Bayi dengan Air Dispenser, Simak Panduan dari WHO
Baca: Sebentar Lagi, Pengguna Facebook Bisa Kirim Pesan ke WhatsApp dan Instagram
Baca: Hati-hati, Ada Sabu-sabu Mirip Air Mineral, Harganya Rp 300 Ribuan
Baca: Butet Sang Pahlawan Gantung Raket, Liliyana Natsir Terpopuler di Google Trends
Eka Tjipta berhasil membangun perusahaannya Sinar Mas Group yang bergerak di berbagai sektor bisnis, mulai properti, perkebunan, industri pengolahan, hingga keuangan.
Besarnya bisnis yang dimiliki membuat Eka Tjipta masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.
Dibalik kesuksesan yang berhasil diraih Eka Tjipta ini, terdapat kisah inspiratif di baliknya.
Eka Tjipta Widjaja berasal dari keluarga miskin di Quanzhou, China.
Eka Tjipta Widjaja memiliki nama asli Oei Ek Thjong.
Baca: Buruan, Jakarta-Jogjakarta Mulai Rp 280 Ribu di Sriwijaya Air, Batas Waktu Sampai 1 Februari
Baca: Warning Buat Ibu-ibu, Bahaya Siapkan Susu Formula Bayi dengan Air Dispenser, Simak Panduan dari WHO
Baca: Sebentar Lagi, Pengguna Facebook Bisa Kirim Pesan ke WhatsApp dan Instagram
Baca: Hati-hati, Ada Sabu-sabu Mirip Air Mineral, Harganya Rp 300 Ribuan
Baca: Butet Sang Pahlawan Gantung Raket, Liliyana Natsir Terpopuler di Google Trends
Saat berumur 9 tahun, Eka Tjipta merantau ke Indonesia, tepatnya di Makassar.
Hanya demi bisa merantau, Eka Tjipta rela berhutang pada rentenir hingga 150 dollar.
"Bersama ibu, saya ke Makassar tahun 1932 pada usia sembilan tahun.
Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek"
Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar," cerita Eka Tjipta seperti yang dikutip dari Grid.ID.
Setibanya di Makassar, Eka Tjipta membantu sang ayah berjualan di toko kelontongnya.