Hebat, Dosen IPB Ini Buat Aplikasi yang Bisa Terjemahkan Tangisan Bayi
Hebat, Dosen IPB Ini Buat Aplikasi yang Bisa Terjemahkan Tangisan Bayi. Ada lima klasifikasi tangisan yang bisa diterjemahkan dari aplikasi ini.
TRIBUN-TIMUR.COM - Medhanita Dewi Menanti (36), dosen IPB asal Kabupaten Banyuwangi menciptakan aplikasi Madsaz yang dapat menerjemahkan tangis bayi usia 0-3 bulan.
Aplikasi yang digarap bareng dengan tim Sekolah Vokasional IPB tersebut mampu menerjemahkan 5 jenis tangisan bayi.
Kelimanya antara lain bayi lapar, bayi lelah atau mengantuk, bayi ingin bersendawa, bayi masuk angin atau perut kembung dan bayi yang tidak nyaman bisa karena popok basah, udara terlalu panas atau dingin.
Baca: Kepsek SMA 11 Sidrap Dukung Usulan Wagub, Mengaji Bersama Setelah Zuhur
Baca: Pantau Pemilu 2019, Perindo Pinrang Bakal Tempatkan Satu Saksi di Tiap TPS
Baca: Pondok Pesantren Hafidzul Quran di Kanni Pinrang Segera Teraliri Listrik
Baca: Tekan Angka Perceraian, Kantor Kemenag Wajo Galakkan Bimbingan Pra Nikah
Baca: 35 Honorer K2 Pangkep Setor Berkas CPNS 2018
Perempuan yang akrab dipanggil Medha ini menceritakan ide awal dari pembuatan aplikasi tersebut sudah sejak tahun 2010, saat Medha hamil anak pertamanya.
Saat itu, Medha mengikuti seminar tentang tumbuh kembang anak dan salah satu pembicaranya menjelaskan tentang lima klasifikasi tangisan bayi yang ditemukan oleh ahli sound photograph dari Australia Priscilla Sunatan.
"Saat itu saya langsung berpikir berarti tangisan bayi bisa diklasifikasikan melalui komputer.”
“Kebetulan skripsi S1 saya tentang klasifikasi kesesuaian lahan sehingga saya berpikir jika sumber suara juga bisa diproses," jelasnya.
Pada awal menempuh kuliah S2 di IPB jurusan Ilmu Komputer, ibu dari Shofia Dzakka Hanifa ini sudah merencanakan tesis tentang klasifikasi tangis bayi.
Bahkan, sejak semester 1 saat kuliah S2, Medha sudah mencari data-data tentang tangisan bayi.
"Baru tahun 2013 berhasil tapi masih versi desktop. Masih dijalankan menggunakan laptop," ceritanya.
Baca: Fashion Iriana Jokowi & Nur Asia Uno di Debat Pilpres Perdana, Anggun vs Macho
Baca: Air Pasang, Pengunjung Wisata Bantimurung Menurun Drastis
Baca: Terungkap Sudah 2 Kali Kantor PDAM Sinjai Dibobol Maling, Aksi ke-2 Berhasil Bawa Rp 10 Juta
Baca: Masih Ada Waktu, Segera Daftar Lowongan Kerja BUMN PT Taspen, Ini Berkas yang Harus Anda Siapkan
Baca: Seorang Bocah Laki-laki Ditemukan Tewas di Persawahan Biringkanaya Makassar
Saat seminar tesis, Medha tidak menyangka jika banyak rekan-rekannya yang antusias terhadap aplikasi tersebut.
Dia juga melakukan pengujian aplikasi software tersebut kepada keponakan dan anak rekannya yang masih bayi.
Setelah lulus S2, Medha terus mengembangkan aplikasi tersebut dan pada awal November 2018, aplikasi tersebut sudah bisa diakses melalui android.
"Alhamdulillah, sampai tanggal 14 Januari 2019, aplikasi tersebut sudah di-download sebanyak 7.190 dari 98 negara."
"Ada list detail negaranya mulai dari Afganistan, Jepang, Suriah, Portugal, dan juga negara di Asia."