Produksi Cabai Melimpah, Petani: Disdag dan Bulog Tolong Intervensi Harga
salah satu petani champion cabai Kabupaten Demak, Nur Eko menuturkan penurunan harga cabai di Kabupaten Demak akibat produksi yang melimpah.
Penulis: Nurul Adha Islamiah | Editor: Nurul Adha Islamiah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Produksi cabai di daerah sentra saat ini sedang melimpah, sehingga berdampak pada menurunnya harga cabai itu sendiri. Kondisi ini terjadi pada petani cabai di Kabupaten Demak, Jawa Tengah sebagai sentra produksi.
Menyikapi hal ini, salah satu petani champion cabai Kabupaten Demak, Nur Eko menuturkan penurunan harga cabai di Kabupaten Demak akibat produksi yang melimpah.
Penurunan harga ini wajar dan hanya sementara, namun saat ini sangat dibutuhkan intervensi Dinas Perdagangan (Disdag) dan Bulog untuk turun menyerap cabai sehingga harga cabai menguntungkan petani.
Baca: Spin-Off Uni Usaha Syariah Bank Sulselbar Masih Tunggu Izin OJK
Baca: INNALILLAH Mertua IAS dan Ibu Kandung Aliyah Mustika Ilham Meninggal, Rumah Duka Jl S Saddang
Baca: Ternyata Bukan Avanza, All New Camry Justeru Kejutan Toyota di Awal 2019, Ini Harga & 4 Kelebihannya
"Kami mohon agar Dinas Perdagangan dan Bulog bisa bantu intervensi harga. Serap cabai, jangan petani ditinggal sendiri," ujar Nur Eko di Demak, Minggu (13/1).
Selain itu, sambungnya, agar harga cabai selalu stabil walaupun musim panen, pihaknya akan mengajak petani untuk bergabung dalam kelompok champion. Ke depan pun, perlu dibangun industri pengolahan dan pasar lelang.
"Tapi ini penurunan harga akan segera normal. Ini sifatnya hanya turun sementara karena fenomena harian saja dan daerah lain semuanya harga normal," ucapnya.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmodjo membenarkan saat ini ondisi memang lagi musim panen cabai. Artinya, penurunan harga seperti di Dema merupakan fenomena lazim yang terjadi apalagi sebagai sentra cabai, belum menerapkan pola tanam dan pengendalian tata niaga.
"Jadi di Demak tidak ada petani yang demo karena harga anjlok. Tapi kemarin itu hanya insiden, petani saking kecewanya menyebar 2 kantong cabai setelah itu dipungut kembali kemudian bubar, jadi jangan dibesar-besarkan. Lagian bukan sifat petani membuang-buang pangan di jalan," tutur Tunov.
"Kejadian itu jangan dibuat heboh atau dibesar-besarkan, apalagi dipolitisir," pintanya.