Pencuri Baterai Tower yang Tewas Ditembak, Mantan Teknisi Perusahaan
Saat mencuri, Rudi bersama Saripuddin (21) yang merupakan anak buah dan tetangganya, di Baji Minasa, Makassar.
Penulis: Ansar | Editor: Hasrul
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Bos pelaku pencurian baterai telekomunikasi yang ditembak mati oleh Unit Jatanras Polres Maros dan Polda Sulsel di jalan tol Ir Sutami Makassar, Rudi (40) merupakan teknisi provider.
Rudi meninggal dunia setelah melakukan pencurian baterai telekomunikasi di Mandai, Maros, Selasa dini hari kemarin.
Saat mencuri, Rudi bersama Saripuddin (21) yang merupakan anak buah dan tetangganya, di Baji Minasa, Makassar.
Baca: MTs Darunnaiem Pesse Soppeng Masih Kekurangan Ruangan Belajar
Baca: Kasihan, Siswa MTs Guppi Lisu Belajar di Kelas Beralaskan Tanah dengan Dinding Seng
Baca: Ini Penyebab Antrean Panjang di SPBU Tallunglipu Toraja Utara
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan, berdasarkan hasil pengembangan, Rudi merupakan mantan pegawai teknisi provider. Ia dipecat lantaran kedapatan mencuri.
Hal ini disampaikan Kombes Dicky Sondani didampingi Kapolres Maros, AKBP Yohanes Richard saat konfrensi pers di lobi Mapolres, jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pettuadae, Turikale.
"Rudi ini merupakan mantan teknisi perusahaan Telkomesel. Tapi dia dipecat karena melakukan hal yang sama," katanya, Rabu (9/1/2019).
Baca: Bukan Jokowi, Gibran Rakabuming Justeru Harapkan Sosok Ini Jadi Presiden Indonesia, Kok Bisa?
Rudi merupakan residivis Polres Takalar, Polres Bulukumba dan Tamalanrea Makassar.
Aksi pencurian Rudi selalu berjalan lancar, berkat pengalaman membongkar baterai tower yang didapatkannya selama menjadi karyawan.
"Modusnya, mereka berpura-pura sebagai pegawai Telkomsel bagian teknisi. Mereka dilengkapi surat tugas palsu. Jika bertemu karyawan Telkomsel, mereka mengaku dari teknisi. Makanya aksinya selalu berjalan mulus," katanya.
Baca: Ulla Doakan Fathul-Gunya Putri Langgeng, Jadwalkan Hadiri Mappacing Malam Ini
Setiap kali beraksi, Rudi ditemani tiga anak buahnya yakni Saripuddin, Anwar (25) dan Zulkifli (21). Mereka keliling Sulsel dengan mengendarai mobil rental langganannya.
Setiap kali mencuri, Saripuddin, Anwar dan Zulkifli diupah Rp 700 ribu per orang. Sementara, sisanya dikantongi oleh bos Rudi.
"Saat mencuri di Maros, masing-masing anggota komplotan ini mendapatkan uang Rp 700 ribu," katanya.
Saat penangkapan, Anwar dan Kifli lebih awal diamankan di rumahnya masing-masing. Keduanya kemudian menghubungi Rudi dan Saripuddin.
Baca: Pantai Baloiya Penuh Sampah, Ini Kata Pamong Saka Wanabakti Selayar
Saat itu Rudi mengaku sementara beraksi di Mandai, Maros. Hal itu membuat polisi bergerak ke lokasi. Saat polisi tiba, Rudi dan Saripuddin melarikan diri dengan menggunakan Toyota Avanza silver ke Makassar.