Gamers Free Fire dan AOV Harus Tahu, Berikut 4 Fakta Tentang Garena
Bagi Gamers Free Fire maupun Point Blank atau Arena of Valor tentu sangat mengenal nama Garena.
TRIBUN-TIMUR.COM - Bagi Gamers Free Fire maupun Point Blank atau Arena of Valor (AOV) tentu sangat mengenal nama Garena.
Startup yang didirikan 2009 itu telah itu bermetamorfosis dari sebuah perusahaan gaming menjadi perusahaan internet yang berkembang pesat dan berhasil meraup keuntungan yang sangat besar.
Berkantor pusat di Singapura, Garena didirikan Forrest Li dan teman-temannya karena bercita-cita untuk mengubah semangat mereka untuk berwirausaha menjadi perusahaan besar.
Bisnis Garena terbagi dalam tiga lini, Konten digital, e-commerce, dan pembayaran.
Konten digital sangat menguntungkan dan berpotensi memberi sokongan untuk unit bisnis yang lain.
Baca: Fakta Erwin Aksa Masuk Bursa Wagub DKI Jakarta Ganti Sandiaga Uno dan Reaksi Anies-Gerindra-PKS
Baca: Hasil Liga Inggris & Video Gol Chelsea Tim Pertama KO Manchester City dan Klasemen Sementara
Baca: Tips Lolos Tes SKB CPNS 2018: Perhatikan Jumlah Soal dan Bocoran BKN, Link Donwload Kisi-kisi Soal
Perubahan pada perusahaan ini dipengaruhi oleh dua produk mereka yang berkembang dengan cepat.
Shopee, marketplace yang berbasis perangkat mobile, dan AirPay, produk e-payment mereka.
untuk lebih jelasnya, Tribun-Timur.com mengulasnya melalui beberapa fakta di bawah ini:
Nama Pendiri Garena

Li Xiaodong mahasiswa Shanghai Jiaotong University yang juga dikenal Forrest Li menggunakan nama asing untuk bisnisnya.
Lahir dan dibesarkan di kota pelabuhan Tianjin, China, Li banyak menghabiskan sebagian besar malam bermain game di warnet.
Suatu hari, tepatnya 2005, Forrest Li menghadiri kelulusan pacarnya di Stanford, Kala itu dia adalah seorang siswa M.B.A.
Steve Jobs berbagi cerita pribadi tentang bagaimana titik-titik bisa terhubung dalam kehidupan seseorang.
Cerita itulah yang menginspirasi Li untuk membuktikan dirinya.
Satu dekade berlalu, CEO muda itu kemudian menjadikan Garena sebagai game online darling dari Asia Tenggara, bercabang menjadi pembayaran online, jejaring sosial, dan sekarang e-commerce.