Memiliki Keterbatasan Fisik, Bukan Jadi Penghalang Gustaf Berkreasi
Keterbatasan fisik tidak membuat penyandang disabilitas Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya, Jl AP Pettarani Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyerah
Penulis: Hasan Basri | Editor: Waode Nurmin
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Keterbatasan fisik tidak membuat penyandang disabilitas Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya, Jl AP Pettarani Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyerah dengan keadaan.
Semangat seperti orang normal, empat penyandang disabilitas panti asuhan ini belajar merakit sebuah motor menjadi sebuah mobil ramah disabilitas.
Mobil ramah disabilitas mulai dikerja sejak bulan lalu dan ditarget selesai beberapa bulan mendatang dengan bimbingan para pengajar panti asuhan.
Baca: Skor 0-0, Link Live Streaming Indosiar Liga 1 2018 Bhayangkara FC vs PSM Makassar, Nonton di HP
Baca: VIDEO: Pantai Kampung Penyu Selayar Dipenuhi Sampah
"Mobil ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan bagi penyandang disabilitas," kata Gustaf (20) saat ditemui Tribun di Panti Asuhan Bina Daksa Wirajaya.
Meski kakinya patah, Pria asal Palu Sulawesi Tengah tetap semangat layaknya orang normal pada umumnya. Dengan menggunakan alat bantu kaki, ia tetap agresif merakit sebuah motor.
Gustaf mengaku suudah hampir dua tahun di Panti Asuhan. Ia dimasukan dalam panti karena kakinya patah akibat mengalami kecelakaan motor.
Gustav mengaku sangat bangga bisa berada di Panti Asuhan, karena bisa mendapatkan ilmu pengetahuan berupa keahlian merakit motor menjadi mobil ramah disabilitas.
Tidak hanya itu, sudah banyak rakitanya yang telah digunakan untuk kepentingan para penyandang, seperti motor dari dua roda menjadi tiga roda.
Sementara A.Arwijaya. Koordinator Fungsional Pekerja Sosisal Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya mengaku memberdayakan sekitar 120 penyandang disabilitas.
Ratusan penyandang disabilitas berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Papua, Maluku, NTT, NTB dan wilayah Sulawesi.
A. Arwijaya menyebut melatih para penyandang disabilitas dengan berbagai kreatifitas kewirausahaan sehingga bisa mandiri layak ditengah masyarakat.
Seperti halnya merakit motor, menjahit; elektronik, mebel, servis handpone, fotografer dan berbagai jenis kreatifitas lain yang menunjang masa depanya nanti.
"Disini mereka dilatih agar mereka mandiri . Karena kemandirian yang paling diutamakan,"A Arwijaya kepada Tribun
Ilmu yang didapat selama di Panti bisa dimaanfatkan ditengah masyarakat . Menurutnya sudah banyak hasil binaan di Panti sukses membuka usaha sediiri.