Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TERBARU Terungkap Faktor Pemicu Lion Air Jatuh dan Pecahnya Tangis Keluarga Korban

Setelah beberapa pekan penyelidikan berlalu, terungkap pesawat jet Lion Air Boeing 737 diketahui tidak laik terbang

Editor: Rasni
Mirror UK
Pilot penerbangan pada 28 Oktober 2018 itu memilih untuk berupaya kembali ke Jakarta 

TERBARU Terungkap Faktor pemicu Lion Air Jatuh dan Pecahnya Tangis Keluarga Korban

TRIBUN-TIMUR.COM -  Setelah beberapa pekan penyelidikan berlalu, terungkap pesawat jet Lion Air Boeing 737 diketahui tidak laik terbang, sehari sebelum penerbangan memicu pesawat jatuh ke laut dan menewaskan semua korban di pesawat itu, tidak ada yang selamat.

Media Inggris, Daily Mirror, dikutip Warta Kota, menjelaskan, pilot penerbangan pada 28 Oktober 2018 itu memilih untuk berupaya kembali ke Jakarta, setelah mematikan sistem khusus pesawat.

Sebuah pesawat jet Lion Air yang jatuh ke laut telah menewaskan semua 189 orang di pesawat, pesawat itu diketahui tidak layak terbang pada hari sebelum jatuh, para peneliti telah menemukan jawaban atas misteri ini.

 

Pilot penerbangan 28 Oktober 2018 memilih untuk menekan tombol untuk ke Jakarta setelah mematikan sistem pesawat.

Nurcahyo Utomo, kepala Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia (KNKT), mengatakan dalam penjelasannya.

"Ini adalah dasar dari rekomendasi kami untuk Lion Air. Dalam pandangan kami, pesawat itu tidak layak terbang," katanya dalam konferensi pers di Jakarta.

Pilot Lion Air yang mengalami masalah karena tidak layak terbang.
Pilot Lion Air yang mengalami masalah karena tidak layak terbang. (Daily Mirror)

Pilot dari pesawat Lion Air yang mati-matian berjuang untuk menyelamatkan pesawat dari saat pesawat itu lepas landas, data terbaru mengungkapkan.

Hidung Boeing 747 itu berulang kali dipaksa turun oleh sistem otomatis yang menerima pembacaan sensor yang salah yang menyebabkan tarik kekuatan yang fatal antara pesawat dan pilot, Bhavya Suneja, menurut laporan yang disiapkan oleh penyelidik Indonesia.

Menurut perekam data penerbangan pesawat, sistem baru yang dikenal sebagai "MCAS" terus mendorong hidung pesawat secara otomatis.

 

Baca: Kepala Desa Mattiro Dolange Sampaikan Ucapan Terima Kasih ke Tim Ekspedisi Kas Keliling BI Sulsel

Baca: Jelang Laga Bali United vs Persija Jakarta, Pelatih Widodo Cahyono Putro Dipecat, Ada Apa?

Baca: TNI AU Gelar Upacara Peringatan HUT ke-47 Korpri

Hidung pesawat dipaksa turun lebih dari 24 kali, selama 11 menit penerbangan sebelum akhirnya kehilangan kendali dan menabrak laut di kecepatan 450 mph, yang menewaskan semua 189 orang di dalamnya.

Petugas aeronautika, Peter Lemme meninjau data dari laporan awal penyidik.

Pilot Bhavya Suneja melakukan upaya mati-matian di antaranya mematikan sistem pesawat itu, sampai jatuh ke laut.

Kotak hitam kecelakaan pesawat Indonesia mengungkap masalah dengan pesawat

Dia berkata:

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved