Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabupaten Demak Amankan Pasokan Bawang Merah untuk Natal dan Tahun Baru 2019

Berangkat dari hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura langsung melakukan pendampingan dan pengawalan di sentra utama

Editor: Imam Wahyudi
FOTO: Humas Kementan RI
Direktorat Jenderal Hortikultura langsung melakukan pendampingan dan pengawalan di sentra utama bawang merah. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman selalu menekankan untuk menjaga ketersediaan, pasokan dan harga guna menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional.

Karenanya, Natal dan tahun baru yang akan berlangsung dalam waktu dekat, ketersediaan bawang merah harus aman, konsumen tersenyum dan petani untung.

Berangkat dari hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura langsung melakukan pendampingan dan pengawalan di sentra utama bawang merah yang tersebar di 14 kabupaten sebagai penyangga Jabodetabek.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kami memastikan pasokan bawang merah untuk Jabodetabek menghadapi Natal dan Tahun Baru lebih dari cukup,” demikian diungkapkan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi di Jakarta, Jumat (16/11).

Dia menyebutkan kebutuhan bawang merah untuk Jabodetabek untuk periode November 2018 hingga Januari 2019 sekitar 24 ribu ton atau 8 ribu ton per bulan. Sebanyak 14 sentra besar seperti Brebes, Cirebon, Demak, Nganjuk, Bina hingga Solok siap memasok kebutuhan tersebut.

“Rata-rata produksi di 14 sentra tersebut mencapai 68 ribu ton per bulannya. Bulan Januari nanti puncaknya panen raya. Selain Jabodetabek kita pastikan pasokan untuk daerah lain juga aman terkendali,” sebut Suwandi sesuai rilis diterima tribun.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Wibowo mengatakan luas panen bawang merah di Kabupaten Demak per tahun mencapai 6.300 hektar. Varietas yang banyak ditanam yakni Bima Brebes, produktivitas rata rata 8 hingga 10 ton/ha.

“Pasar bawang merah diperuntukkan untuk pasar lokal dan memasok kebutuhan Jabodetabek,” katanya saat menerima kunjungan kerja Tim Subdit Bawang dan Aneka Umbi Ditjen Hortikultura.

“Harga di tingkat petani saat ini mencapai 14 hingga 16 ribu untuk ukuran biasa sedangkan yang super bisa mencapai Rp 18 ribu per kilogram,” tambah Wibowo.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Pangan Kabupaten Demak, Heru Puryanta menambahkan sentra utama bawang merah tersebar di 5 kecamatan yaitu Wijen, Karanganyar, Dempet, Gajah, Wedung dan Demak. Sentra terbesar yaitu
Kecamatan Kecamatan Mijen dengan luas tanam Oktober sampai Nopember 1.195 Ha dan Kecamatan Karanganyar luas tanam oktober - november mencapai 607 ha.

“Sehingga potensi luas panen desember mencapai 1.316 ha dan bulan januari 757 ha. Ketersediaan untuk wilayah demak aman dan siap mensuplai wilayah Jabodetabek,” katanya.

Kepala Sub Direktorat Bawang Merah, Sayuran dan Umbi-Umbian, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Kementan mengatakan total produksi bawang merah di Kabupaten Demak 2017 mencapai 59.905 ton. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah 1,14 juta orang dan tingkat kebutuhan bawang merah mencapai 2,80 kg/kapita/tahun.

“Sementara kebutuhan bawang merah di Kabupaten Demak 3.162 ton per tahun. Jadi terdapat surplus sebanyak 54.946 ton,” bebernya.

Dengan begitu, pria yang biasa disapa Agung ini menilai kebutuhan yang ada di Demak sudah terpenuhi, bahkan surplus yang ada bisa mensuplay wilayah Jabodetabek dan pasar lokal. Dalam rangka mendukung demak sebagai sentra bawang merah nasional, alokasi APBN tahun 2018-2019 sebesar 140 hektar.

“Kami berharap demak akan konsiten dalam pengembangan kawasan bawang merah sekaligus menjadi penyangga nasional,” tuturnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved